Supply dan Demand Ruang Kantor di Jakarta Tak Imbang

marketeers article

Industri properti, khususnya bergerak pada sektor ruang perkantoran di Jakarta terlihat akan mengalami peningkatan jumlah. Meskipun jumlahnya tidak tergolong banyak, namun diprediksi akan semakin banyak gedung perkantoran dengan ukuran yang besar, khususnya di wilayah CBD (central business district).

Riset Collliers Indonesia pada kuartal I tahun 2018, pasokan pada tahun 2018 khususnya di wilayah CBD akan menjadi yang terbesar. Meskipun permintaan diperkirakan akan bergerak naik, namun besarnya pasokan gedung kantor akan menyebabkan tingkat hunian gedung perkantoran turun menjadi 80% pada akhir tahun 2018.

“Sektor perkantoran, supply pasokan tahunan pada tahun 2018 ini besar. Booming office pada tahun 2012 mendorong pengembang membangun properti. Mereka masuk ketika properti sedang naik. Pada tahun 2014, ada pemilu sehingga pada tahun 2015 dan 2016 terjadi penurunan. Ini berakibat juga pada penurunan okupansi. Jumlah pasokan ruang kantor dan permintaan serapan tidak seimbang,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers Intenational Indonesia.

Rata-rata harga penawaran sewa gedung perkantoran juga naik disebabkan beroperasinya gedung-gedung dengan kualitas premium. “Harga penawaran itu naik karena saat ini gedung yang ada kelasnya sudah premium. Bangun gedung di CBD kalau tidak premium sudah tidak menarik lagi karena faktor harga tanah,” jelas Ferry.

Ferry menilai penyewa hunian perkantoran dari kalangan e-commerce masih menjadi ‘demand generator’ untuk pasar perkantoran di Jakarta. Colliers mencatat beberapa startup melakukan transaksi untuk perkantoran untuk luas area yang lebih besar atau lebih dari lima ribu m²

“Tren gedung juga akan semakin luas diatas 50 ribu m². Contohnya, Treasury Tower luasnya 140 ribu m². Gedung menjadi besar karena faktor infrastruktur seperti MRT, ini diharapkan trafik akan berkurang dan pemerintah akan punya peluang meningkatkan bisnis di tempat yg dilewati MRT,” tambah Ferry.

Di luar kawasan CBD, Jakarta Selatan masih akan menjadi lokasi idaman para penyewa. Kawasan TB Simatupang misalnya, setelah sempat mengalami penurunan, performa tingkat hunian dan rata-rata harga sewa di wilayah tersebut menunjukan pertumbuhan dalam dua tahun terakhir.

Keberadaan MRT dan LRT dirasakan belum menjadi ‘driving factor’ bagi penyewa untuk pindah gedung ke kawasan yang dekat dengan stasiun MRT dan LRT. Alasan sederhananya karena MRT dan LRT belum beroperasi. Namun, Colliers tetap meyakini bahwa keberadaan kemudahan akses transportasi menjadi pertimbangan.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related