Rupiah Menguat: Fundamental atau Eksternal?

marketeers article
43741780 pile of major currency notes.

Saat ini nilai tukar terhadap dolar AS memang menguat, yaitu di kisaran Rp 14.500an per dolar AS. Namun, satu hal yang harus dicatat, penguatan itu bukan disebabkan oleh faktor internal, melainkan eksternal.

Penyebabnya karena fakta Amerika Serikat (AS)  baru saja merampungkan mid term election di mana kursi banyak dimenangkan Partai Demokrat. Hal ini memberikan kesempatan dan peluang bagi DPR setempat untuk melakukan impeachment kepada Trump. Pencetusnya adalah tuduhan bahwa kemenangan Trump tidak terlepas dari peran Rusia. Asal tahu saja, AS pernah sukses melakukan impeachment pada zaman Nixon karena Skandal Watergate.

“Penguatan rupiah adalah fenomena global. Investor mulai khawatir dengan kondisi politik di AS. Tapi penguatan rupiah hanya sementara,” kata Adrian Panggabean, Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Salah satu penyebabnya kali ini adalah kabar bahwa Bank Sentral China baru saja melonggarkan aturan Giro Wajib Minimum (GWM). Hal itulah yang membuat China memiliki likuiditas yang tinggi sehingga membuat yuan terdepresiasi.

Padahal di satu sisi, China adalah negara yang memiliki kekuatan perekonomian sangat besar. Transaksi perdagangan China dengan sejumlah negara (ekspor dan impor) di Asia, Eropa, Amerika pada tahun 2017 mencapai US$ 2,4 triliun. Hebatnya, dari banyak negara yang menjadi mitra dagang, China selalu mengalami surplus, kecuali dengan Filipina dan Korea Selatan.

Celakanya, saat ini terjadi perang dagang antara China dan AS, yang kemungkinan akan diikuti oleh Uni Eropa. “Ketika itu berlanjut, mau dibuang ke mana seluruh produk China itu? Tujuannya ya Asia. Tapi Asia juga tidak bisa menyerap semuanya. Hal itulah yang membuat Yuan semakin terdepresiasi,” kata Adrian. Jika yuan terus terdepresiasi, maka mata uang negara lain pasti terkena dampaknya melihat betapa besarnya ekonomi China. Melihat situasi itu, Adrian memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bakal sangat volatile pada tahun 2019 nanti. “Rangenya Rp 14.400-Rp 15.300 per dolar AS.”

    Related