Alasan Mengapa Samsung Fokus di Kamera Lewat Seri S9 dan S9+

marketeers article

Samsung baru-baru ini merilis senjata terbaru mereka melalui varian Galaxy S9 dan S9+. Seri terbaru Samsung ini dilengkapi dengan lensa kamera dual aperture untuk memperbaharui kemampuan kamera low light dengan menyediakan bukaan rana f/2.4 dan f/1.5, kemampuan menangkap video super slow motion hingga 960 fps dan My Emoji yang dipersonalisasi.

Amunisi tersebut membuat kamera yang dibenamkan Samsung pada seri S9 dan S9+ menjadikannya salah satu smartphone berkamera terbaik yang ada di pasaran saat ini. Ada beragam alasan mengapa Samsung membenamkan teknologi canggih dalam senjata terbarunya ini.

Menurut Jo Semidang selaku IT & Mobile Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, berdasarkan data dari Facebook sekitar 130 juta penduduk Indonesia aktif di sosial media. Konten visual seperti foto dan video merupakan konten dengan engagement rate terbaik jika dibanding konten lainnya.

Sesuai dengan data dari Locowise pada tahun 2018, konten video mendapatkan engagement rate hingga 9,7% dan foto 8,55%. Oleh karenanya, sekitar 44% masyarakat menggunakan smartphone memanfaatkan perangkat mereka untuk mengambil foto dan merekam video. Ketertarikan masyarakat Indonesia pada konten visual juga dapat dilihat dari tingginya preferensi sosial media yang sering diakses seperti Youtube, Facebook, Whatsapp, Instagram dan Line.

“Samsung memahami lahirnya kebutuhan baru dari generasi sosial. Generasi yang memanfaatkan teknologi untuk selalu terhubung, dimana konten visual menjadi Bahasa universal mereka,” ujar Jo.

Baginya konten visual dianggap sebagai cara baru untuk berkomunikasi dan aktualisasi diri di kalangan masyarakat saat ini. Sebagai konsekuensi dari kebutuhan tersebut, konsumen membutuhkan perangkat yang dapat mendukung era baru dalam berkomunikasi dan kamera menjadi jantung dari hadirnya konten visual.

“Oleh karenanya, Samsung menghadirkan Samsung Galaxy S9 dan S9+ untuk menciptakan konten yang berbeda yang mampu menyulap aktivitas keseharian menjadi momen epik,” pungkas Jo.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related