Usaha mikro semakin berkembang di Indonesia. Meski begitu, kontribusi terhadap PDB masih rendah dan terfragmentasi dibandingkan bidang usaha lain yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena akses pasar dan pendanaan untuk usaha mikro masih belum terbuka lebar.
Padahal, sebagian besar masyarakat bekerja di sektor ini. Untuk itu, diperlukan solusi yang konkrit untuk menjadikan usaha mikro naik ke level berikutnya.
Sandiaga Uno, Vice Chairman of The Micro, Small, and Medium Enterprises, Cooperatives and Creative Economy, Indonesian Chamber of Commerce & Industry melihat pentingnya ekonomi gotong royong bagi pelaku usaha mikro di Indonesia untuk mengembangkan bisnis mereka.
Melalui ekonomi gotong royong ini, para penggiat usaha kecil dan menengah diharapkan dapat meningkatkan pemasaran, mendapatkan akses untuk memperoleh modal, serta bisa mengadopsi teknologi dengan lebih baik.
“Teknologi ini bisa menjadi game-changer yang bisa mendorong ke usaha tingkat selanjutnya,” kata Sandiaga saat diskusi panel dalam acara 12th World Islamic Economic Forum (WIEF) di Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Sandiaga menambahkan, ekonomi gotong royong bisa membantu usaha mikro menemukan peluang-peluang baru. Sebab, ekonomi gotong royong mendorong terciptanya kolaborasi berbagai macam pihak. Bila ini dilakukan oleh para penggiat usaha mikro, tak mengherankan bila bisnis mereka akan tumbuh melesat.
James Digby, Co-Founder, Rockstart Accelerator and Founding Chairman, Global Startup Awards yang hadir dalam kesempatan tersebut sependapat dengan Sandiaga. Ia percaya keuangan mikro bisa membantu para pengusaha meningkatkan skala bisnis mereka. Sebab itu, perlu dilakukan edukasi kepada para pengusaha mengenai keuangan mikro.
“Pengusaha akan sangat terbantu dengan modal yang diperoleh, apalagi bisa menggunakan uang tersebut dengan baik. Misal, pengusaha menggunakan modal tersebut untuk membuat produk yang dicintai konsumen,” kata James Digby, Co-Founder.
Editor: Sigit Kurniawan