Sebanyak 25% Konsumen Indonesia Pernah Tertipu Belanja Online

marketeers article
39719730 upset man holding credit card with laptop on background

Temuan dari Digital Consumer Insights 2018 oleh Experian, sebanyak tiga perempat dari konsumen Indonesia melakukan pembelian secara online, dengan perjalanan, makanan dan minuman, dan elektronik sebagai kategori teratas.

“Indonesia adalah salah satu pasar e-commerce yang pertumbuhannya paling cepat di dunia, dengan 74% dari responden pernah melakukan pembelian online,” kata Dev Dhiman, Managing Director, Southeast Asia and Emerging Markets, Experian Asia Pacific.

Dev menambahkan meskipun pertumbuhannya cepat, tingkat penipuannya pun tinggi, dengan rata-rata 25% orang Indonesia pernah mengalami tindak penipuan melalui berbagai macam e-commerce dan layanan, dan sekitar sepertiga (35%) dari mereka berpikir untuk mengganti penyedia layanan jasa ketika terjadi penipuan.

“Semakin tinggi tingkat kenyamanan digital berhubungan dengan semakin tingginya eksposur terhadap tindak penipuan,” tambah Dev.

Namun riset Experian juga menemukan bahwa semakin tinggi eksposur terhadap tindak penipuan akan menyebabkan konsumen lebih memilih untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan yang mudah digunakan seperti biometrik.

Sebanyak 11% dari orang Indonesia terindikasi bahwa mereka bersedia untuk mengadopsi biometrik (contohnya, sidik jari dan pengenal wajah) dalam aplikasi komersial. Dalam hal ini, Indonesia menduduki peringkat kelima, setelah negara-negara berkembang lainnya seperti India, Tiongkok, Vietnam dan Thailand.

Konsumen juga selektif dalam hal membagikan informasi mereka kepada perusahaan, dengan 4,5% orang Indonesia mengatakan bahwa mereka sudah memberikan informasi yang tidak akurat untuk menghindari pengungkapan data pribadi. Hal ini lebih rendah dibandingkan rata-rata Asia Pasifik yaitu 5%.

Orang Indonesia juga merupakan negara ketiga di kawasannya dalam memberikan informasi yang tidak akurat kepada perusahaan, di bawah Thailand dan Vietnam. Lalu, 31% pernah melakukan kesalahan mendasar dalam data pribadi seperti alamat, nomor telpon dan nama; 27% pernah melakukan kesalahan dalam memberikan data pribadi yang sangat dijaga kerahasiaannya seperti rincian pembayaran; dan 24% telah memberikan informasi yang salah untuk data yang berhubungan dengan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan mereka.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related