Seberapa Efektif Menggunakan Vlogger di Industri Otomotif?

marketeers article

Beberapa tahun belakangan ini, pola komunikasi merek lewat media digital terus menggelinding. Bila awalnya melalui sosial media, sekarang ada tren yang sedang tumbuh adalah lewat video blog atau vlog yang biasanya menggunakan YouTube sebagai platform. Keberadaan vlog ini berpotensi menjadi “penggangu’”bagi iklan televisi (tvc), walau tidak sampai menggeser peran tvc. Bukan saja lantaran biayanya lebih murah, namun merek bisa langsung mendapat feedback dari vlog yang tayang.

“Memang, ada kemungkinan penggunaan vlog akan membesar karena vlog dapat diaplikasikan dalam setiap kegiatan. Walau demikian vlog tidak akan menggerus tvc karena vlog ini bersifat supportif video terhadap tvc. Vlog ini bisa diumpamakan sebagai video tutorial suatu produk yang tvc untuk produk itu sendiri harus tetap ada,” Sigit Kumala Chief Execuive Astra Motor, salah satu main diler motor Honda.

Sigit menambahkan bahwa adanya vlog untuk lebih membantu pemahaman dan mempercepat ketertarikan konsumen pada suatu produk, sebelum menyentuh atau bahkan mencoba. Selain itu, Astra Motor juga berharap pesan yang ingin mereka sampaikan kepada masyarakat lewat vlog dapat diterima, khususnya di kalangan anak muda. Melalu video, diyakini anak muda akan lebih tertarik dan mudah menangkap pesan yang disampaikan.

Kemudian, kelebihan vlog adalah dapat menggabungkan unsur video, gambar, suara, teks, informasi, hingga emosi dalam sebuah konten. Penyampaian yang personal oleh vlogger juga membuat masyarakat tidak merasa sedang disodori iklan. Inilah yang membedakan antara vlog dengan dengan konsep tvc.

Hal-hal tersebutlah yang menjadi pertimbangan Astra Motor ketika menggandeng vlogger membuat vlog. Sehingga, vlog yang diluncurkan oleh Astra Motor pun bukan sekadar menampilkan fitur dan teknologi yang dimiliki sepeda motor Honda dengan lebih personal, tapi juga menyampaikan riding experience dari produk yang mereka pasarkan.

“Vlogger dapat memperlihatkan riding experience-nya melalui video. Seperti handling saat menikung, tarikan torsi motor, manfaat dari teknologi yang diusung produk, dan lain sebagainya. Dan, Cara penyampaian para vlogger yang lebih santai dan menarik melalui video bisa membuat konsumen memperoleh informasi utuh dari suatu produk,” tambah Sigit.

Selain Astra Motor, pemain lain di industri sepeda motor yang menggunakan vlog adalah BMW Motorrad dan Suzuki motor. Bagi BMW Motorrad, penggunaan vlog bisa mendatangkan hasil yang positif. Hal ini terbukti ketika merek motor ini menyelenggarakan kegiatan Pure & Crafted Festival pada Maret 2017 lalu.

“Kami menggunakan vlog, lewat para vlogger, untuk mengampanyekan acara tersebut. Hasilnya, acara tersebut dihadiri sekitar 2000 orang. Artinya, peran vlogger di dunia otomotif, khususnya roda dua, begitu besar,” kata Joe Surya CEO Nusantara Group yang menaungi PT Maxindo Moto, importir resmi BMW Motorrad.

BMW Motorrad telah menggunakan vlogger sejak tahun lalu dan tentunya akan terus berlanjut. Apalagi, dalam waktu dekat rencananya akan mendatangkan model BMW G310R yang disebut sebagai smart city motor. Model ini bagi BMW Motorrad ada di kelas medium.

Sebagai motor lifestyle, vlog yang dibuat pun harus mendukung image tersebut.  Sehingga, pemilihan vlogger pun harus sesuai. Artinya, ada kesesuaian antara karakter vlogger dengan image dari BMW Motorrad. Kemudian, melihat pula follower dari vlogger tersebut. “Kami juga melihat sejauh mana influence dari vlogger tersebut ke audiens-nya. Karena efek itu yang kami butuhkan,” tegas Joe.

Ia mengakui bahwa kekuatan pengaruh dari vlogger tersebut menjadi sangat penting untuk mendukung dua tujuan besar yang ingin dicapai BMW Motorrad. Kedua tujuan tersebut, yakni adanya peningkatan brand awareness yang kuat pada merek dan berpengaruh ke penjualan. Penggunaan vlogger, bagi merek ini, telah memperlebar audiens ke kelompok masyarakat yang belum mengenal BMW Motorrad.  “Kami sudah mendapatkan hasil positif dari kedua hal yang ingin kami capai tersebut,” tambahnya.

    Related