Sejak 2019, BRI Setorkan Pajak dan Dividen Senilai Rp 149,2 Triliun

marketeers article
Bank BRI, sumber gambar: 123rf

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyetorkan pajak dan dividen senilai Rp 149,2 triliun sejak tahun 2019 hingga 2023. Dalam kurun waktu itu, perseroan sukses berkontribusi terhadap pembangunan negara.

Secara terperinci, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan BRI kepada negara, yakni sebesar Rp 26,56 triliun pada 2019 dan sebesar Rp28,39 triliun pada 2020. Adapun berturut-turut pada tahun 2021 dan 2022 sebesar Rp 27,09 triliun serta Rp 21,81 triliun.

BACA JUGA: Prospek Bank BRI Tahun 2024 Dianggap Masih Sangat Meyakinkan

Kemudian yang terakhir, pada tahun 2023, jumlahnya mencapai Rp 45,34 triliun. Sunarso, Direktur Utama BRI menjelaskan sebagai perusahaan pelat merah yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, berkewajiban untuk menyetorkan dividen ke negara.

“Laba BRI menjadi hak pemegang saham. Melalui pembayaran pajak dan dividen, mayoritas dari laba BRI pun pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” kata Sunarso melalui keterangannya, Rabu (21/2/2024).

BACA JUGA: Kaya Fitur, Jumlah Transaksi Digital Bank BRI lewat BRImo Naik 73%

Menurutnya, hingga akhir Desember 2023 kinerja BRI tercatat tumbuh positif dan berkelanjutan. Secara konsolidasian aset perseroan tumbuh 5,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi sebesar Rp 1.965 triliun.

Perseroan membukukan laba sebesar Rp 60,4 triliun atau tumbuh 17,5% (yoy). Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2% (yoy) menjadi Rp 1.266,4 triliun.

Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4% (yoy) pada tahun 2023. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2023 BRI menghimpun DPK sebesar Rp 1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9% (yoy).

Pencapaian ini juga lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8% (yoy) pada akhir Desember 2023. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4% atau setara dengan Rp 874,1 triliun.

“Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan,” kata Sunarso.

Sementara itu, Erick Thohir, Menteri BUMN menyebut, keberhasilan BRI memberikan kontribusi besar bagi negara lantaran perseroan berhasil melakukan transformasi. Dengan demikian, dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh pendapatan negara, tapi juga seluruh masyarakat.

“Sejak awal saya selalu tekankan, BUMN harus menjadi benteng ekonomi Indonesia. Peningkatan kontribusi juga menggambarkan kondisi BUMN yang terus membaik,” ucapnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related