Selain Ikuti Tren, Desainer Fesyen Harus Pandai Kelola Momentum

marketeers article

Tak cuma pandai memprediksi tren, para desainer pun harus cerdik mengelola momentum untuk mempersiapkan karyanya. Kegelisahan yang jamak menghinggapi banyak desainer adalah ketika karyanya tidak laku di pasar karena dianggap sudah usang oleh konsumen. Membaca tren dan mengelola momentum menjadi dua langkah kunci seorang desainer bisa sukses.Hal inilah yang diungkapkan oleh Irvan A. Noe’man, Chairman BD+A Design, konsultan desain multidisiplin, kepada Marketeers di sela-sela Indonesia Fashion Week di Jakarta Convention Center, Minggu (1/3/2015).

Menurut Irvan, seorang desainer harus membuat desain antara 12-20 bulan sebelum karyanya terpajang di toko. Proses ini dimulai dari desain, sampel, produksi, distribusi, hingga bisa dipasarkan di sebuah toko. “Bisa dibayangkan bila tidak ada informasi atau penelitian untuk trend forecasting, betapa gelisahnya seorang desainer. Mereka bisa kebingungan terkait apa yang akan laku pada tahun 2016,” kata Irvan.

Irvan menggunakan analogi sebuah pisang untuk menggambarkan industri fesyen ini. Penjual harus tepat dan kreatif dalam menyajikan pisang agar pisangnya mampu mencuri perhatian pembeli di supermarket. Jangan sampai, pisang menjelang busuk baru sampai ke rak supermarket karena kendala distribusi. “Kalau begini, nasibnya hanya akan menjadi barang obral,” kata Irvan.

Para desainer perlu pandai mengelola waktunya dalam menyajikan karya sesuai tren yang akan datang. Hal ini menjadi penting diketahui oleh para desainer agar kelak produk yang dihasilkan tidak menjadi barang yang kadaluarsa di mata konsumen.

Related