Selama Semester I, BNI Salurkan Rp 9,5 Triliun Dana KUR

marketeers article

Bank BNI mendapatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah sebesar Rp 13,5 triliun. Pada semester I tahun 2018 sebesar 70% dari plafon tersebut atau sebesar Rp 9,5 triliun telah tersalurkan untuk para pelaku usaha.

Untuk itu, BNI menandatangani Nota Kesepahaman dan Kerjasama dengan Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII dan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) terkait Pemanfaatan Kawasan Hutan di area milik Perhutani untuk Kegiatan Budidaya Tanaman Kopi Guna Mendukung Ketahanan Pangan.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menuturkan, untuk Petani Kopi di kawasan Tapal kuda ini BNI sudah mengucurkan KUR lebih dari Rp 12,4 miliar kepada 1.257 petani dan jumlah ini akan terus meningkat mengingat di kawasan Perhutani terdapat lebih dari 18 ribu petani yang mengelola lahan seluas 13.930 hektare.

Melalui kerjasama antara BNI, Perhutani, PTPN XII dan Jasindo, petani dapat memperoleh berbagai manfaat. Pertama, petani mendapatkan pembinaan, akses pembiayaan, dan akses pasar hasil panen kopi rakyat. Kedua, kualitas dan produktivitas kopi rakyat meningkat. Ketiga, petani dapat melakukan budidaya dengan benar dan menjaga kelangsungan produksi tanaman kopi dan kelestarian lingkungan. Keempat, tingkat keamanan kebun membaik seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani kopi rakyat. “Dan yang terpenting adalah petani mendapatkan harga jual yang lebih pasti dan lebih tinggi,” ujar Catur.

Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo juga menambahkan bahwa sampai dengan bulan Juni 2018, porsi pembiayaan UMKM BNI telah mencapai 19% dari target 20% UMKM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, BNI optimistis pada akhir tahun 2018 porsi pembiayaan UMKM melewati 20% dengan melihat potensi-potensi sinergi BUMN yang bisa digarap sampai akhir tahun.

“Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi binaan Perhutani dan PTPN XII, maka BNI juga akan melakukan program capacity building yang memperkaya dan menambah pengetahuan para petani dan kelauragnya, sehingga keluarga petani kopi nantinya juga punya pilihan menjadi barista,” tambah Bambang.

Di sektor pertanian, sejak tahun 2011 sinergi untuk membina petani kopi di sekitar kebun, mulai dari kultur teknis budidaya kopi, panen dan membeli hasil panen kopi rakyat dengan mutu glondong merah, serta dengan harga lebih baik sudah dilakukan. Sinergi ini memberikan hasil yang baik, ditunjukkan dengan hasil kopi milik petani dapat dieksport dan petani dapat menikmati hasil dari sinergi ini.

Editor: Sigit Kurniawan

Related