Sentuh Tukang Sayur dengan Teknologi, Kedai Sayur Raih Pendanaan Awal

marketeers article

Sentuhan teknologi benar-benar telah mencapai hampir semua jenis bisnis. Termasuk, bisnis   sederhana yang selama ini ada di depan kita, jual sayur keliling. Usaha sayur keliling pun sekarang sudah menggunakan teknologi, bahkan ada venture capital yang mendanai.

 Memang, nilai yang berputar di bisnis sayuran sangat besar lantaran setiap hari, masyarakat Indonesia mengonsumsi berbagai produk segar seperti sayuran, buah, daging, dan ikan. Pada tahun 2017 saja, jumlah konsumsi produk segar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya diperkirakan mencapai US$8,4 Miliar atau setara Rp 120,9 triliun.

Hingga hari ini, hampir seluruh produk segar tersebut dijual dan didistribusikan dengan mengandalkan pedagang keliling yang lebih dikenal dengan sebutan tukang sayur. Terdapat dua tipe pedagang sayur,  pedagang sayur yang memiliki kios dan yang kedua adalah tukang sayur keliling dengan gerobak yang ditarik oleh tangan atau menggunakan sepeda, bisa juga motor.

Adalah Kedai Sayur, startup Indonesia yang memberdayakan pedagang sayur keliling melalui penggunaan teknologi, berhasil meraih pendanaan tahap awal sebesar US$1,3 juta atau setara Rp 17,3 miliar yang dipimpin oleh East Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat Kedai Sayur dalam merekrut pedagang sayur sebagai mitranya.

Bagaimana sistem kerja dan sentuhan teknologi yang ada di Kedai Sayur? Meskipun masyarakat sangat mengandalkan tukang sayur keliling dalam memenuhi kebutuhan dapur mereka, para pedagang mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang berkualitas tinggi dengan harga terbaik dari satu sumber.

Perjalanan produk segar sendiri untuk sampai ke tangan tukang sayur sangatlah panjang. Mulai dari para petani yang mengumpulkan hasil panen mereka ke pengepul. Setelah melewati beberapa tangan pengepul, hasil panen tiba di pasar induk dan disebarkan ke beberapa pedagang lainnya. Selanjutnya, tukang sayur akan pergi ke pasar induk setiap hari saat tengah malam untuk membeli produk jualan mereka untuk kemudian diperjualkan lagi kepada warga perumahan sekitarnya.

Proses yang panjang ini membuat tukang sayur sulit menemukan produk segar dengan mudah dan cepat. Terlebih lagi, harga pokok sayur menjadi berlipat-ganda dan menekan keuntungan tukang sayur.  Kedai Sayur mengatasi masalah ini melalui kerja sama dengan beberapa petani dan mitra lainnya secara langsung untuk pemilihan produk segar dan distribusi. Tukang sayur yang bergabung sebagai Mitra Sayur dapat mengakses produk segar berkualitas dengan harga terbaik hanya dalam satu sentuhan jari saja melalui aplikasi Kedai Sayur. Produk tersebut nantinya dapat diambil Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat dengan mereka.

“Telah sekian lama banyak pemain berusaha mengatasi permasalahan ini, namun belum ada yang benar-benar berhasil. Melalui jaringan kami yang luas dan penggunaan teknologi, kami percaya dapat memberdayakan pasar produk segar dan membuktikan bahwa penduduk ekonomi tingkat manapun, termasuk tukang sayur, dapat merasakan manfaat dari inklusi teknologi. Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dengan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” kata Adrian Hernanto, CEO  Kedai Sayur  dalam siaran persnya.

Kedai Sayur didirikan pada akhir tahun 2018 dengan misi untuk memberikan pedagang sayur produk dagangan dengan kualitas dan harga terbaik di pasarnya. Perusahaan ini didirikan oleh mantan Deputy Director of Business Process dan IT Triputra Group, Adrian Hernanto, beserta kedua rekannya, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian.

Kedai Sayur juga menawarkan Mitra Sayur sebuah kendaraan distribusi jenis baru  yang disebut Si Komo singkatan dari Kedai on Mobile. Kendaraan ini memungkinkan Mitra Sayur untuk menjangkau pelanggan mereka dengan lebih efisien dan membawa lebih banyak produk sekaligus. Dengan design yang unik, kendaraan ini juga dapat dialih-fungsikan untuk layanan lainnya seperti pengantaran paket ataupun menjual makanan.

“Hal ini memungkinkan Mitra Sayur untuk mendapatkan pendapatan tambahan setelah selesai menjual produk segar mereka hari itu. Kedai Sayur juga menawarkan program pembiayaan bagi Mitra Sayur yang ingin mendapatkan Si Komo namun mengalami keterbatasan dana,” tambahnya.

    Related