Seperti Apa Peran Asosiasi Untuk Bisnis E-Commerce?

marketeers article
Hands holding plastic credit card and using laptop. Online shopping concept. Toned picture

Indonesia merupakan pasar dengan pertumbuhan e-commerce yang menarik dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2014, Euromonitor mencatat penjualan online di Indonesia mencapai US$ 1,1 miliar. Data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebut, industri e-commerce Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir meningkat hingga 17% dengan total jumlah usaha e-commerce mencapai 26,2 juta unit. Pada tahun 2018, e-commerce di Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan  pesat dan diperkirakan terus meningkat seiring berkembangnya jumlah pengusaha dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air.

Di samping data tersebut, potensi besar industri e-commerce di Indonesia juga dipengaruhi oleh gaya belanja online, terutama oleh kalangan milenial. Menurut Indonesia Millenial Report 2019, milenial sangat suka mencari perbandingan harga, fitur, program promo, dan kualitas produk di beberapa e-commerce sebelum memutuskan membeli sebuah barang. Para milenial juga tidak segan untuk merekomendasikan e-commerce atau toko online favorit mereka kepada teman-teman mereka.

Selama empat tahun terakhir, e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan hingga 500%. Riset terbaru Google dan Temasuk dalam laporan e-Conomy SEA 2018 menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia tahun ini mencapai US$ 27 miliar atau sekitar Rp 391 triliun. Angka tersebut menjadikan transaksi ekonomi digital Indonesia berada di peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi sebesar 49%. Meski demikian, produk-produk asal Indonesia yang dijual di platform e-commerce masih di bawah 10% menjadi tantangan bersama agar membuat digital ekonomi dan e-commerce tidak hanya besar karena Indonesia sebatas sebagai market saja.

“Meskipun memiliki potensi yang besar, e-commerce di Indonesia masih memiliki beberapa tantangan, antara lain jumlah produk lokal yang masih kalah kuantitas dibanding produk-produk impor dan edukasi konsumen tentang transaksi berbelanja online yang aman,” ujar Ignatius Untung, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).

Menurutnya, kehadiran idEA  untuk mendorong keberpihakan terhadap industri ekonomi digital dan menjalin hubungan yang baik antara konsumen, pelaku industri dengan para mitra industri secara berkesinambungan, salah satunya dengan mengintegrasikan kanal online ke ranah offline. idEA ingin memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui aktivitas e-commerce dari masing-masing platform anggotanya.

Selain itu, iDEA juga akan berperan aktif dalam rangka mengedukasi masyarakat dan para pelaku e-commerce untuk menciptakan transaksi online yang aman dan nyaman. Dalam tahap lanjut, menurut Untung idEA akan terus berkolaborasi dengan para pelaku e-commerce dan pemerintah dalam menciptakan regulasi yang menguntungkan semua pemangku kepentingan.

Untuk mencapai itu, upaya-upaya dukungan pemerintah terhadap perkembangan e-commerce antara lain dengan adanya Perpres No. 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-Commerce). Peta ini bertujuan mendorong percepatan dan pengembangan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik (e-commerce), usaha pemula (startup), pengembangan usaha dan percepatan logistik.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related