Siap-Siap “Durian Runtuh” Properti 2015

marketeers article

Transisi pemerintahan Indonesia pada tahun lalu membuat banyak investor memilih berada pada posisi wait and see. Demikian pula dengan para investor di sektor properti. Mereka menanti figur pemimpin eksekutif dan legislatif di republik ini sekaligus memantau seperti apa pola hubungan keduanya. Akibatnya, laju pertumbuhan properti tak bisa sekencang tahun-tahun sebelumnya.

“Hingga Oktober tahun 2014, meskipun untuk produk-produk di bawah harga Rp 500 juta tetap terjadi pembelian, hampir semua pengembang merasakan pertumbuhan properti sedang stagnan,” ujar Margiman, Direktur PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.

Menurutnya, pasar properti kembali bergerak ketika sudah ada kepastian dengan terpilihnya presiden dan para pejabat pemerintahan. Optimisme para pelaku pasar semakin tinggi dengan keputusan Jokowi untuk menghentikan subsidi BBM dan gejolak yang timbul tak seperti yang banyak dikhawatirkan. Kebijakan ini memberikan ruang fiskal yang lebih besar bagi pemerintah untuk keperluan pembangunan infrastruktur dan peningkatan produktivitas ekonomi.

Margiman mengatakan, tak benar bila orang mengatakan harga properti tahun 2014 lalu sedang turun. Apa yang terjadi adalah kenaikan harga properti tak setinggi tahun 2011-2012 yang bisa mencapai 30%. Normalnya, harga properti naik pada kisaran 10%-15% atau satu hingga satu setengah kali tingkat inflasi. Karena itu, pertumbuhan tahun lalu masih dalam batas normal.

Sementara itu, dari sisi volume penjualan, Margiman mengatakan memang terjadi penurunan. “Produk-produk untuk segmen investor misalnya bisa turun lebih dari separuh sementara untuk end-user relatif masih stabil. Pun bila turun tak cukup signifikan,” tambah Margiman.

Dengan situasi yang memaksa para investor untuk mengerem investasinya pada tahun 2014, Margiman memprediksikan bahwa tahun 2015 akan menjadi momen mengalirnya dana-dana yang selama ini ditahan. Para investor akan melihat pilihan instrumen investasi yang paling potensial dan Margiman yakin properti adalah salah satu opsi yang favorit. “Saya sangat optimistis orang akan spending di tahun ini. Istilah saya, uang yang selama ini disimpan di bawah bantal harus dikeluarkan agar produktif bagi sang pemilik,” kata Margiman.

Related