Siap-Siap Ucapkan Selamat Tinggal Pada e-Commerce

marketeers article

Teknologi telah mengubah sektor ritel. Kekuatan yang semula berada di tangan brand berpindah ke tangan konsumen. Konsumen saat ini memiliki akses ke berbagai informasi sehingga terpapar pada lebih banyak pilihan.

Pada tahun 2020, digital commerce kawasan ASEAN diperkirakan tumbuh secara eksponensial mencapai US$ 32 miliar dalam tiga tahun ke depan. Demografi memainkan peran utama dalam mendorong pertumbuhan ini. 50% dari populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan memasuki masa potensi kemampuan belanja tertinggi mereka.

Pola hidup di kawasan Asia semakin sibuk, konsumen ingin terbebas dari aktivitas yang memakan waktu sehingga bisa lebih meluangkan waktu untuk sesuatu yang berharga bagi mereka, misalnya, waktu bersama keluarga. Dengan perangkat yang dilengkapi teknologi terbaik saat ini, konsumen menginginkan pengalaman layanan online maupun offline yang lebih baik.

Bentuk e-commerce ini diprediksi akan berubah pada tahun 2020, seiring perkembangan teknologi untuk mempersiapkan kita menghadapi tahap berikutnya dimana konsumen bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, bahkan sebelum mereka menginginkannya. Riset dari Accenture menyebutkan bahwa ke depannya, e-commerce akan semakin ketinggalan zaman dan beralih menuju era digital commerce.

e-commerce adalah cara kuno jualan online dengan memasukan produk di platform, sembari menunggu konsumen datang. Sementara digital commerce Anda menggunakan semua fitur teknologi saat ini untuk menjual produk,” ujar Mohammed Sirajudeen, Managing Director & Digital Commerce Lead for APAC, Africa, Middle East & Turkey, Accenture.

Ia juga menambahkan bahwa menghabiskan dana untuk strategi pemasaran saja tidaklah cukup untuk menarik konsumen di Asia Tenggara yang tengah berkembang pesat. Model bisnis ini merupakan paradigma yang sudah jauh tertinggal dan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Sirajudeen menjelaskan bahwa saat ini banyak brand yang sudah menggunakan strategi digital commerce, seperti Amazon dengan Amazon Go, dan Oreo menggunakan Oreo Music Box. Ia meyakini bahwa digital commerce memungkinkan brand menghasilkan kebutuhan, mengendalikan rantai pasokan, meningkatkan pengalaman pelanggan dan menyediakan data yang cukup untuk menganalisa agar usaha brand menjadi lebih terarah, efektif dan terpadu.

“Sekarang perusahaan seperti Alibaba dan Amazon banyak berinvestasi pada teknologi digital commerce karena mereka meyakini bahwa teknologi ini adalah masa depan,” ujarnya.

Sementara itu Leonard Nugroho T., Managing Director Technology Consulting, Accenture Indonesia menyebutkan bahwa penggunaan digital commerce akan relevan pada industri consumer goods. Ia juga menyebutkan pentingnya perpaduan online dan offline channel.

“Dalam konsep omni-channel, brand harus tahu siapa konsumen mereka. Banyak yang bilang mereka tahu dan berapa banyak yang beli. tapi mereka tidak tahu juga yang beli itu siapa, untuk apa, dan dimana,” pungkas Leonard.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related