Upaya Bandara Soekarno Hatta Menjadi Digital Aeroplex

marketeers article

Angkasa Pura II yang mengoperasikan sebanyak 13 bandara di wilayah Barat Indonesia termasuk Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2016 berhasil mengangkut sebanyak 95 juta penumpang. Angka ini bertambah sebesar 12% bila dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai 84 juta penumpang.

Dari 95 juta penumpang secara keseluruhan, separuh lebih dikontribusikan oleh Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng yang pada tahun lalu berhasil mengumpulkan sebanyak 58 juta penumpang. Untuk tahun 2017, Angkasa Pura 2 dengan optimistis menargetkan angka penumpang di seluruh bandara yang dinaungi oleh Angkasa Pura II berada di atas 100 juta penumpang.

Hal ini amat mungkin terjadi, terlebih saat ini Bandara Soekarno Hatta sudah diperluas dengan dibukanya Terminal 3 Ultimate pada pertengahan tahun lalu. Untuk pergerakan pesawat, selama tahun 2016 setidaknya ada lebih dari 722 ribu penerbangan. Pada tahun ini, Angkasa Pura II menargetkan 784 ribu penerbangan.

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyampaikan bahwa saat ini sudah ada beberapa pembangunan yang mendukung mobilitas penumpang dan pesawat. Di Bandara Soekarno Hatta saat ini setidaknya sedang dijalankan 13 proyek yang berkaitan dengan infrastruktur. Salah satunya adalah pembangunan landasan pacu 3, Automatic People Mover System, dan Airport Rail.

“Saya mohon maaf apabila penumpang saat ini tidak merasa nyaman mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta akibat beberapa proyek yang sedang berjalan. Tapi, ini semua tujuannya untuk kemajuan bangsa,” terang Awaluddin saat diskusi BUMN Marketeers Club di Cengkareng, Senin (27/2/2017).

Muhammad Awaluddin, Direktur Utama Angkasa Pura II

Beberapa pembangunan infratruktur baik yang terlihat dan tidak terlihat dilakukan secara sinergi bersama pelaku BUMN lainnya. Misalnya dalam pembangunan landasan pacu 3, Angkasa Pura II berkolaborasi dengan Wijaya Karya, untuk pembangunan Airport Rail bekerjasama dengan PT KAI, untuk jaringan infrastruktur dan teknologi kolaborasi dilakukan bersama Telkom.

Untuk landasan pacu 3 dengan dimensi 3000 x 60 m² diproyeksikan dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2018 untuk mendukung peningkatan pergerakan pesawat mencapai 114 pergerakan per jam. Saat ini, pergerakan pesawat di Bandara Soekarno Hatta mencapai 72 pergerakan dalam satu jam.

Penambahan landasan pacu ini juga merupakan salah satu langkah antisipasi Bandara Soekarno Hatta untuk mengakomodir peningkatan jumlah penumpang yang pada tahun 2025 diperkirakan mencapai di atas 100 juta penumpang. Investasi yang dikucurkan mencapai Rp 2 triliun.

Sementara itu, pembangunan Automatic People Mover System (APMS) atau Skytrain, moda transportasi antarterminal berbasis kereta tanpa pengemudi direncanakan akan rampung pada Juni 2017. Nantinya, akan ada tiga trainset berkapasitas total 528 orang yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan integrated building pada Agustus 2017. Nilai investasi Skytrain ini mencapai Rp 950 miliar yang terdiri dari investasi pengadaan trainset sebesar Rp 530 miliar dan investasi pembangunan infrastruktur terminal sebesar Rp 420 miliar.

Melalui Skytrain dan kereta bandara diharapkan volume kendaraan bermotor di bandara maupun di kawasan bandara akan berkurang sehingga arus lalu lintas dapat lebih lancar.

“Kalau landasan pacu tidak dibangun, dan terminal 4 tidak di buka. Maka Bandara Soekarno-Hatta akan mentok. Bandara ini didesain pada tahun 1980an. Tol Soediatmo dulu dibangun hanya untuk akses ke bandara. Tapi, sekarang ini aksesnya sudah beragam macam,” jelas Awaluddin.

Tidak hanya pembangunan infrastruktur fisik sebagai The Most Connected Airport di Asia Pasifik, Bandara Soekarno Hatta juga melengkapi jaringannya dengan mempercepat koneksi Wi-Fi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 50 Mbps, salah satu yang tercepat di dunia. Sebagai gambaran, Don Mueang International Airport di Thailand yang dinilai sebagai bandara dengan koneksi Wi-Fi tercepat di dunia hanya memiliki rata-rata kecepatan download 44,22 Mbps.

Di samping meningkatkan layanan Wi-Fi, sebagai bagian dari kampanye program Airport Go Digitial, Angkasa Pura II saat ini juga tengah mengembangkan platform smart airport mobile application yakni aplikasi di smartphone yang dapat mempermudah penumpang memanfaatkan atau menggunakan fasilitas-fasilitas di seluruh bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II.

“Seluruh bandara di bawah Angkasa Pura II harus memiliki positioning brand yang kuat. Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi Digital Aeroplex. Kami mengusung positioning yang kuat karena kami sedang mendorong kekuatan smart airport,” tutup Awaluddin.

Editor: Sigit Kurniawan

Related