Starbucks Ingin Jadi Trendsetter

marketeers article

Setelah memviralkan kampanye #PINKVOICE akhir tahun lalu, Starbucks kembali meramaikan dunia digital melalui kampanye terbaru #DisconnectToConnect. Kian aktif melakukan pemasaran di dunia digital, Starbucks dikatakan Marketing Communication & CSR Manager Starbucks Indonesia Yuti Resani ingin jadi trendsetter guna meng-capture market baru dan mendorong pertumbuhan sales.

#DisconnectToConnect menjadi cara baru Starbucks untuk menarik target market mereka, terutama generasi millennial. Tidak lagi mengangkat isu kesehatan, kali ini Starbucks menyerukan isu sosial yang tengah menggeluti generasi ini, yakni gadget problem.

“Kampanye #DisconnectToConnect menyerukan agar masyarakat rehat sejenak dari gadget mereka untuk kemudian bersosialisasi penuh dengan sesama. Isu ini kami angkat karena relevan dengan fenomena yang kini terjadi di tengah target market kami,” kata Yuti kepada Marketeers, Senin (05/02/2018).

Inovasi dan kreatifitas menjadi kunci utama dari strategi pemasaran Starbucks. “Kami ingin jadi trendsetter,” kata Yuti. Pasalnya, Starbucks percaya ketika mereka mampu terhubung dan relevan secara sosial di pasar, mereka dapat menarik pelanggan.

Dalam kampanye ini, Starbucks mempromosikan empat variasi minuman mereka. Dengan memadukan cita rasa lokal dan global yang mereka sebut dengan “Glocalization”, Starbucks tidak ingin sekadar menarik pelanggan lama, melainkan pelanggan baru.

Guna mendukung promosi di dunia digital, Starbucsk pun turut memfokuskan diri dalam pelayanan di store. “Memberikan pelayanan yang genuine bagi pelanggan adalah cara agar pelanggan dapat merasa nyaman di Starbucks. Kami berupaya menjadi tempat ketiga setelah rumah dan kantor bagi mereka,” ujar Yuti. 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related