Stickiness dan Shareable Jadi Kunci Kesuksesan Jingle Shopee

marketeers article

Tentunya Anda familiar dengan jingle iklan Shopee, baik yang Goyang Shopee ataupun yang versi Baby Shark. Tidak bisa dipungkiri bahwa materi iklan tersebut amat mengena di konsumen dan secara tidak sadar kita sebagai konsumen jadi teringat akan jingle tersebut.

Disampaikan oleh Rezki Yanuar selaku Country Brand Manager Shopee Indonesia, strategi yang dilakukan oleh Shopee melalui jingle iklan memang disengaja. Ia meyakini bahwa kampanye menggunakan  musik terbukti ampuh untuk menarik konsumen.

Walaupun jingle tersebut terkesan mengganggu dan terbayang-bayang terus, namun strategi Shopee itu tepat sasaran. Setidaknya bagi target market yang ingin disasar oleh Shopee.

“User kami banyaknya di luar Jabotabek. Kawasan Jabotabek itu cuman menyumbang 25% dari user kami. Makanya kami mencoba gunakan komunikasi yang friendly buat semua daerah,” terang Rezki di acara WOW Brand Festive Day 2019, minggu lalu.

Sejak diluncurkan pada tahun 2017, jingle Shopee berhasil menempel di benak konsumen. Konsep stickiness yang kuat membuat brand Shopee menjadi menonjol bila dibandingkan dengan brand e-commerce lainnya. Padahal Shopee tergolong anak baru dalam pasar e-commerce dalam negeri. “Akibat dari stickiness tersebut orang ingat dan loyalitas menjadi terbangun,” tambahnya.

Bagi Rezki, nama Shopee juga memberikan berkah khusus dalam penyampaian pesan brand pada konsumen. Namanya yang singkat dan catchy membuat nama brand bisa dilekatkan pada beragam genre dan lirik musik.

“Selain stickiness, salah satu hal yang utama dalam kampanye kami adalah menciptkan materi yang shareable. Ada orang yang mengedit jingle Shopee ke dalam durasi 1 jam,” jelas Rezki.

Nampaknya, strategi Shopee tepat sasaran. Lagu dan jingle yang melekat disertai dengan medium penyampaian yang efektif menjadi alasan Shopee begitu dikenal oleh masyarakat.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related