Sundul Gan, Cara Ken dan Andrew Edukasi Soal Wirausaha

marketeers article

April ini bisa dibilang menjadi bulan yang dinanti oleh para Agan dan Aganwati pecinta Kaskus. Sebab, kisah dari sang duo pendiri Kaskus, Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata akan hadir dalam bentuk film. Diperankan oleh Dion Wiyoko sebagai Ken dan Albert Halim sebagai Andrew, film ini akan menyampaikan kisah perjalanan mereka berdua membangun Kaskus yang penuh pesan moral untuk para anak muda.

“Bertajuk Sundul Gan, film ini merupakan cara kami untuk meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa menjadi seorang pengusaha tidak memerlukan IPK 4 koma sekian. Kami ingin menyampaikan, kami yang tidak pintar-pintar banget bisa membangun perusahaan sebesar ini. Kami start from nothing,” kata Ken kepada Marketeers saat bertandang ke kantornya di Jakarta, Kamis (10/03/2016)

Film produksi 700 Pictures ini, merupakan perluasan dari cara Ken dan Andrew dalam mengedukasi masyarakat soal kewirausahaan. Dari talkshow, seminar, sudah mereka sampaikan. Melalui film, Ken menilai bisa menjadi lebih luas menjangkau masyarakat.

“Saya sudah lihat filmnya. Dan ternyata film ini di luar ekspektasi saya. Dengan persiapan sekitar dua tahun, Naya Anindita sebagai sutradara mampu mengemas film ini dengan sangat fresh meski ini adalah film pertamanya,” papar Ken.

Menargetkan para anak muda, Ken ingin menyampaikan pesan bahwa setiap usaha pasti memiliki permasalah dan solusi yang berbeda. “Saya seringkali mengisi sebuah seminar di sekolah atau kampus dan menemukan pertanyaan yang sama. Mereka ingin membuat usaha tapi orang tua tidak setuju dan bertanya bagaimana menghadapi hal tersebut. Saya tidak tahu. Jalani saja. Saya dan Andrew pun tidak melihat usaha ini bisa jalan ketika itu, tapi jalani saja,” tegasnya.

Menurutnya, negara kita ini memang bukan negara seorang inovator. Tetapi, bukan berarti kita tak bisa membuka pasar yang berbeda. Lanjut Ken, bersama Andrew dulunya tidak tahu Kaskus akan sebesar ini. Keduanya mengawali bisnis ini hanya dengan mimpi dan berani mencoba. Ya, berani.

“Kehidupan sosial di Indonesia ini sangat melihat apa kata orang. Biasanya, kita justru ikut-ikutan karena merasa takut berbeda. Padahal kalau semua orang menawarkan produk yang sama justru malah menakutkan. Alhasil mereka menjalankan apa yg semua orang pikirkan bukan apa yang mereka ingin lakukan. Mereka pun justru pusing dengan keputusan tersebut. Siapa tahu, melalui film ini, startup kita menjadi jauh lebih berani. Jadi tolong ditonton ya,” tutup Ken.

Editor: Sigit Kurniawan

Related