Survei AON: Bank DBS Indonesia Perusahaan Terbaik Untuk Bekerja

marketeers article

Perusahaan mana tempat terbaik untuk bekerja di Indonesia? Nama-nama BUMN seperti Pertamina, perusahaan minyak asing, perusahaan sekelas Unilever, sampai yang berbasis teknologi semisal Google dan GO-JEK akhir-akhir ini biasanya menjadi top of mind pencari kerja.

Namun nama-nama di atas tidak ada dalam survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan SDM AON. Berdasarkan riset sejak Oktober 2016 sampai Mei 2017, Bank DBS Indonesia berhasil mengalahkan perusahaan-perusahaan lain dalam penghargaan Best Employers Indonesia 2017.

Dalam masa survei tersebut, karyawan-karyawan setiap perusahaan mengisi kuesioner yang dikirimkan langsung ke pihak AON. Nama-nama mereka tidak dituliskan dan sangat dirahasiakan privasinya. Setelah itu ada tim penilai yang mengkalkulasi semua hasil survei tanpa mereka pun tahu nama perusahaan maupun karyawan yang dinilai.

“Paremeternya ada empat, yaitu tingkat high employement engagement, effective leadership, compelling employer brand, sampai high performance culture. Singkatnya, kami mencari perusahaan yang memang diadvokasi positif oleh karyawannya sendiri, karyawan diajak maju berkembang dengan visi perusahaan, sampai bagaimana petinggi-petinggi perusahaan bisa mendidik bawahan menjadi seorang pemimpin,” ujar Associate Partner Aon Hewitt untuk Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika Saurabh Mittal.

Dalam keterangannya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Selasa (3/10) 2017, penghargaan ini rutin dilakukan sejak 2001 lalu. Di Asia Pasifik ada sekitar 550 perusahaan ambil bagian dalam survei, walau Saurabh tidak merinci berapa setiap negara yang berpartisipasi.

Ada lima perusahaan pemenang dalam survei. DBS adalah yang terbaik dari lima, sementara empat lainnya adalah BNI, DHL Express Indonesia, Nu Skin Indonesia, dan Ramsay Sime Darby Healthcare Indonesia. AON juga menghadirkan kategori khusus di Best Employer in Workforce yaitu kembali Bank DBS, Best Employer for Commitment to Gen Y adalah DHL Express, dan Best Employer for Commitment to Engagement adalah Trakindo.

Selain empat parameter yang dikemukakan oleh Saurabh, perusahaan dengan status employer terbaik dianggap memiliki karyawan yang berpengaruh sebesar 10% kepada penjualan. Profitnya pun 26% lebih besar dengan turn over karyawan hanya 17% saja.

Walau begitu, untuk ikut dalam survei, perusahaan harus membayar sebesar US$8.000. Cukup aneh memang untuk berpartisipasi dan memiliki probabilitas menang harus membayar. Namun AON justru melihat biaya tersebut tidak dilihat sebagai komponen untuk menang.

“Jangan dilihat soal menang dan kalah. Tujuan survei sebenarnya adalah untuk melihat seberapa besar experience karyawan ketika bekerja untuk sebuah perusahaan,” ujar CEO AON Hewitt untuk Asia Tenggara Jeremy Andrulis.

Ketika ditanya mengapa perusahaan-perusahaan berbasis teknologi tidak menang dalam survei, baik Jeremy dan Saurabs menyatakan banyak faktor yang mempengaruhi. Walau sekarang perusahaan teknologi sangat concern terhadap fasilitas semisal playground di dalam kantor, tidak menjadi jaminan mereka menang.

“Experience tidak melulu soal fasilitas. Ada faktor lain yang dihitung. Jadi jika perusahaan teknologi yang sedang booming tidak masuk daftar, pasti ada faktor lain. Namun beberapa dari mereka berpartisipasi dalam survei,” tutup Saurabh yang kembali enggan menyebut nama.

    Related