Tahun 2016 akan Jadi Tahunnya Iklan Digital?

marketeers article

Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia (hampir 250 juta jiwa), serta tingkat pendapatan yang meningkat dari tahun ke tahun, industri periklanan Indonesia berpeluang besar untuk tumbuh. Hanya saja, yang terjadi, media konvensional seperti televisi mulai tersaingi oleh kedatangan internet.

Bisa dibilang, industri periklanan di Tanah Air selalu basah saban tahunnya. Bayangkan, pada tahun 2015, AC Nielsen mencatat, pertumbuhan belanja iklan televisi dan media cetak di Indonesia tumbuh 7% dibanding tahun sebelumnya, atau mencapai Rp 118 triliun. Padahal, kita tahu bahwa iklim ekonomi Indonesia pada tahun lalu tak sebaik yang diharapkan, dengan pertumbuhan ekonomi hanya menyentuh 4,7%.

Jika dirunut kuartal per kuartal, memang pertumbuhan belanja iklan negatif di awal tahun 2015. Namun, memasuki kuartal ketiga tahun lalu, belanja iklan bergerak naik. Pertumbuhan belanja iklan terbesar terjadi pada kuartal empat, atau tumbuh 17% dari kuartal yang sama tahun sebelumnya. Artinya, perusahaan atau brand, baru gencar beriklan pada akhir tahun.

“Hal ini menjadi sinyal positif bahwa keyakinan perusahaan mulai tumbuh sejak akhir tahun, sehingga mendorong mereka untuk berani beriklan kembali,” kata Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Media Nielsen Indonesia.

Lantas bagaimana dengan belanja iklan tahun ini? Apakah tumbuh melebihi pertumbuhan tahun lalu? perusahaan periklanan global e-Marketer menyatakan, tahun 2016, dunia periklanan akan diwarnai oleh serangkaian aksi shifting dari iklan tradisional menuju digital.

(Baca Juga: Efektivitas Beriklan di Televisi Dipertanyakan)

Berdasarkan data e-marketer, dari US$ 11,39 miliar total belanja iklan di media pada tahun lalu, iklan digital hanya berkontribusi satu digit atau sebesar US$ 830 juta atau Rp 11,2 triliun dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS. Kendati demikian, e-Marketer memprediksi bahwa pertumbuhan iklan digital akan tumbuh dalam lima tahun mendatang.

“Pada tahun 2016, sekitar 10% dari bujet iklan di Indonesia akan dihabiskan untuk saluran digital, termasuk mobile digital. Dan, pada tahun 2019, rasionya akan 25%,” tulis e-Marketer. Rasio itu akan menempatkan Indonesia di atas Prancis, Spanyol, Brazil, dan Argentina.

Bagaimana dengan iklan mobile? Masih menurut e-Marketer, pertumbuhan iklan mobile digital bisa tiga kali lipat pada tahun ini, atau sekitar 15,5% dari total belanja iklan digital di Indonesia. Meskipun meningkat, jumlah itu hanya 1,1% dari total belanja iklan media saat ini. 

Editor: Sigit Kurniawan

“Pada akhir tahun 2019, mayoritas belanja iklan digital akan dialokasikan ke arah mobile. Tahun ini adalah permulaan mobile digital mulai meningkat, dan tiga tahun lagi akan -mengalahkan Argentina, Spanyol, Brazil, dan India,” ungkap e-Marketer.

Related

award
SPSAwArDS