Tak Hanya Susu, Greenfields Ramaikan Pasar Keju

marketeers article
Tak puas bermain di kategori susu, PT Greenfields Indonesia tengah serius menggarap salah satu produk olahan susu, yaitu keju. Setelah meluncurkan keju Boccancini dan Mozzarella ke pasar domestik, kali ini perusahaan asal Indonesia-Australia itu menambah deretan kejunya dengan mengeluarkan produk Greenfields Ricotta Cheese.
 
Head of Sales & Marketing Austasia Dairy Group Jan Vistisen mengatakan, pasar keju di Indonesia memiliki potensi yang tinggi. Meskipun jumlah konsumsi keju masih rendah, namun ia bilang, ada kenaikan yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah kelas menengah yang sadar untuk mengonsumsi produk bergizi tinggi.
 
“Memang keju parut masih lebih familier di Indonesia. Namun, kami melihat permintaan keju segmen gourmet cheese yang semakin meningkat. Hal ini didasari atas keinginan konsumen Indonesia yang ingin membuat masakan berkualitas restoran di rumah,” kata Jan di Jakarta, (8/4/2015).
 
Greenfields Corporate Chef Fahmi Widarte menambahkan, keju ricotta biasanya digunakan di berbagai restoran Italia sebagai bahan berbagai jenis pasta dan lasagna ataupun bahan dalam dessert populer seperti cheesecake dan canolli. Katanya, yang menjadi diferensiasi produk keju Greenfields dengan produk merek lainnya terletak pada proses produksi dan distribusi. Ia bilang, produk Greenfields diolah dan dikemas langsung dari peternakan sapi Hostein di Desa Babadan, Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur. 
 
“Setiap produk kami didistribusikan dalam waktu lebih pendek, sehingg tiba ke supermarket dalam keadaan paling segar. Produk kami bebas dari zat aditif, bahan pengawet, dan hormon. Keju ini sudah hadir dalam kemasan 250 gram dengan harga Rp 30.000,” tuturnya.
 
Jan melanjutkan, pertumbuhan bisnis keju selama tiga tahun terakhir tumbuh 30% per tahun. Ia bilang, Greenfields Indonesia telah menguasai sekitar 40% pasar keju mozzarella ukuran 250 gram di ritel modern. “Secara volume, pangsa pasar produk keju kami sekitar 5%. Akan tetapi secara value telah mencapai 10%,” kata lelaki asal Denmark ini.

Related