Tak Hanya Tempat Beristirahat, Hotel Jadi Lokasi Bermain Game

marketeers article
Keseriusan Pemerintah RI menjadikan pariwisata seagai salah satu pilar ekonomi negeri ini, memberikan angin segar bagi pengusaha perhotelan. Setidaknya, Tauzia Hotel Management, semakin agresif menggaet calon investor untuk membuka hotel-hotel baru di kawasan wisata Indonesia.
 
Baru-baru ini Tauzia mulai mengoperasikan Yello Hotel Jemursari, Surabaya, merek hotel bintang tiga pertama yang dimiliki oleh grup hotel yang berdiri pada tahun 2001 itu.
 
Berbeda dengan dua merek hotel lainnya seperti Harris dan POP!, Yello Hotel memposisikan diri sebagai hotel “The Big Kids”. Positioning ini dibuktikannya dengan menyediakan gaming station di dalam hotel. 
 
“Siapa pun dipersilakan tidak hanya untuk bermain gem, guna menghilangkan kepenatan. Kami berhatap pelanggan bisa merasa fun dan energized sepanjang mereka tinggal di hotel kami,” kata Widia Anggreni, Hotel Manager Yello Hotel Jemursari.
 
Widia menjelaskan, fasilitas tersebut bukan sekadar gaming station sederhana. Pasalnya, gaming station dipersenjatai dengan perangkat gaming terbaru, seperti X-BOX dan beberapa pilihan permainan seperti Motion Spots Adrenaline, Kinect Sports Season 2, Kinect Adventures, Just Dance Kids, dan Let’s Cheer & Zumba 
 
“Yang paling menyenangkan dari permainan ini adalah para tamu bisa berolah raga dengan cara yang menyenangkan. Siapa yang masih perlu ke gym kalau Anda bisa tetap berkeringat sambil mengalahkan skor teman Anda?”, gurau Widia.
 
Terletak di Jalan Raya Jemursari No. 176, Yello Hotel memiliki 150 kamar, 4 ruang pertemuan, 1 boardroom, WiFi di seluruh area hotel, Chill Spot, Wok'n'Tok Restaurant, serta NetZone atau tempat pelanggan berinternet.
 
Sesuai namanya, Yello yang diadopsi dari Bahasa Inggris yellow, menawarkan sentuhan warna kuning menyala yang memberikan efek muda dan gembira. Nama ini juga merupakan singkatan dari yes dan hello.
 
CEO Tauzia Hotel Management Marc Steinmeyer yang merupalan mantan petiggi Accor Group Indonesia mengatakan bahwa hotel Yello menargetkan kalangan netizen, yaitu tamu usia muda yang produktif dan dinamis. Tipe pelanggan ini adalah mereka yang selalu terkoneksi dengan internet.
 
“Maka itu, hotel ini memadukan teknologi dan gaya hidup,” ujarnya. Ia juga mengatakan, pihaknya memilih Surabaya mengingat kota ini adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. 
 
Tumbuh Melambat
Menurut catatan Colliers International, pada tahun 2015, pembangunan hotel di Surabaya cukup melambat dibandingkan Jakarta dan Bali. Tahun lalu saja, Kota Pahlawan ini hanya menelurkan 11 hotel baru yang terdiri dari hotel bintang 3 (7 unit), bintang 4 (2 unit) dan bintang 5 (2 unit).
 
Sementara itu, okupansi hotel Surabaya pada tahun 2015 juga lebih rendah dibanding tahun 2014. Okupansi hotel tahun lalu seitar 53%. Sedangkan tahun sebelumnya bisa lebih dari 60%. Namun, tahun ini, hampir semua pelaku perhotelan optimistis tingkat okupansi kembali meningkat.
 
Editor: Sigit Kurniawan 

Related