Taman Nasional Komodo, Panorama Indah Sarang Naga

marketeers article
Kredit foto: Vanya Safitri/Ponti Ramanta

Nama Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat tenar sejak lama. Terutama, setelah berbagai maskapai penerbangan mengarahkan armada mereka ke sana. Kini, sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta langsung ke Labuan Bajo, kota yang menjadi gerbang Taman Nasional Komodo.

Taman Nasional Komodo

Namun, faktor yang menarik di sana bukan hanya si hewan purba tersebut. Panorama alamnya juga menjadi salah satu daya tarik. Betapa tidak, dengan bentuknya yang kepulauan, menikmati Taman Nasional Komodo artinya menikmati sajian alam di tiap-tiap pulau. Termasuk, keajaiban yang ada di bawah lautnya, di mana banyak sekali spot dengan gugusan terumbu karang warna-warni serta kumpulan fauna luar biasa unik.

Kita bisa memulai petualangan dari Labuan Bajo. Ada banyak boat sewaan yang akan mengantarkan para turis mendatangi pulau-pulau seperti Pulau Komodo, Rinca, Gili Lawa, sampai pulau-pulau lebih kecil seperti Padar dan Kanawa. Dari pulau yang ada, komodo hanya hidup di dua pulau, yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca.

Menginjakkan kaki di Komodo, kita langsung disambut oleh pasar oleh-oleh khas NTT yang bersebelahan dengan pos para ranger. Keberadaan para ranger ini untuk menuntun siapapun masuk lebih dalam ke hutan habitat para komodo. Walau cenderung pasif, kadal raksasa ini tidak segan-segan menyerang siapa saja jika lapar. Belum lagi, gigitannya yang beracun akan membuat lemas korbannya sebelum disantap beramai-ramai. Makanya, turis yang masuk ke dalam harus dituntun ranger yang membawa senjata khusus untuk menangkal komodo. Tidak ada pagar, tidak ada pengaman lebih selain ranger.

Sensasi melihat langsung komodo di habitat aslinya memang sangat unik. Mereka bergerak pelan sambil sesekali menjulurkan lidahnya, lalu kadang diam begitu saja. Momen tersebut sering digunakan turis untuk foto bersama si buas sambil tetap menjaga jarak. Mengingat, komodo ada yang panjangnya bisa mencapai 2,5 meter.

Pun begitu dengan di Pulau Rinca. Ada sedikit perbedaan antara komodo di dua pulau tersebut. Ukuran binatang yang disebut komodo dragon di Pulau Komodo lebih besar ketimbang di Pulau Rinca karena keberadaan fauna di sana lebih banyak dan variatif. Di Pulau Komodo, hewan ini bisa berburu mulai dari babi hutan, rusa, ayam hutan, sampai kerbau. Sementara, jumlah makanan di Pulau Rinca tidak begitu banyak karena hutan di sana didominasi oleh monyet.

Petualangan di Pulau Komodo tidak berhenti begitu saja. Di salah satu sisinya ada pantai tersohor Pink Beach atau pantai yang berwarna merah muda. Warna pasirnya memang agak berwarna pink. Selain pantainya masih bersih, indah, dan cukup lebar, menu utama Pink Beach adalah terumbu karangnya, yang masih berwarna-warni di bawah hamparan laut nan bening.

Dibanding beberapa lokasi snorkeling lainnya, terumbu karang di Pink Beach salah satu yang paling indah di kawasan Taman Nasional Komodo. Sebagai informasi tambahan, jarak antara Pulau Komodo dan Pulau Rinca bisa ditempuh dalam waktu sekitar dua sampai empat jam. Tergantung jenis boat yang kita gunakan.

Taman Nasional Komodo

Terbaik dari Yang Terbaik

Nah, salah satu bentang alam lain yang jangan sampai dilewatkan adalah sebuah pulau bernama Padar, yang letaknya di antara Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini sudah menjadi hits di mana-mana, termasuk di Instagram.

Pulau tidak berpenghuni yang cukup luas tersebut memiliki kontur berupa savanna perbukitan yang memanjang dari timur ke barat. Setelah menepi di pantai pasir putihnya yang indah, perjuangan harus berlanjut untuk menaiki bukit paling atas di sebelah barat. Tujuannya, tentu saja untuk menikmati hidangan alam ciptaan Tuhan di sisi timur Padar.

Pemandangan perbukitan timur Pulau Padar bisa dikatakan sebagai pemandangan terbaik dari yang terbaik. Dari sana, kita bisa melihat panorama tanjung-tanjung yang memanjang di setiap sisi pulau ini dengan latar belakang cakrawala yang langsung bersentuhan dengan birunya laut.

Saat panas, hamparan padang rumput Pulau Padar sedikit menguning diterpa sinar matahari yang dikombinasikan dengan cerahnya biru langit. Sementara, di saat hujan atau sesudahnya, permukaan pulau ini langsung berubah warna menjadi hijau segar. Langit yang agak sedikit gelap justru menambah cadas panorama, seolah wajah indahnya tidak pernah hilang kapan pun.

Satu hal yang unik dari Pulau Padar adalah akhir-akhir ini ditemukan komodo di sana. Artinya tidak hanya di Komodo dan Rinca, si dinosaurus rupanya “menyeberang” dan menetap di Padar.

Panorama terbaik lainnya ada di kawasan Gili Lawa Darat, sebuah pulau yang tepat berseberangan dengan bagian utara Pulau Komodo. Sama seperti Pulau Padar namun lebih kecil. Dengan permukaan savana, kita bisa naik ke puncak bukit untuk mendapatkan panorama seluruh kawasan Taman Nasional Komodo yang terdiri dari banyak pulau.

Puas menikmati daratan-daratan yang menohok di mata, waktunya kita berkenalan dengan alam bawah laut lebih dalam. Di laut sebelah barat Pulau Komodo, ada sebuah spot bernama Manta Point. Sesuai namanya, kita bisa menemukan dan berenang bersama ikan manta. Kadang, mereka datang sendirian, kadang mereka bergerombol. Pemandangan langka tersebut menjadi santapan lezat bagi pencinta fotografi bawah laut.

Selain manta, jika beruntung kadang turis akan melihat langsung sekawanan lumba-lumba melintas dan melompat-lompat dari permukaan berbarengan. Penyu juga bisa ditemukan di mana-mana yang kadang sudah muncul di pagi hari di sekitar pantai.

Seni Berpetualang

Seni menikmati Taman Nasional Komodo sendiri adalah ketika melakuka island hopping. Turis harus singgah dari pulau ke pulau, yang jarak tempuhnya bisa mencapai dua sampai lima jam, tergantung jenis boat yang digunakan. Menikmati atraksi-atraksi alam di Taman Nasional Komodo tidak akan maksimal jika kita hanya pulang pergi di hari yang sama dari Labuan Bajo.

Jelas, pulau-pulau liar tersebut tidak menyediakan penginapan atau hotel. Walau ada pemukiman warga di Pulau Komodo, biasanya turis lebih memilih menginap di boat. Boat-boat tersebut memang sudah didesain untuk menjadi tempat hidup para turis, lengkap dengan kamar, kamar mandi, sampai dek tempat makan. Jangan khawatir, karena kru di boat biasanya sudah menyediakan air tawar untuk keperluan bersih-bersih turis.

Bagi mereka yang memiliki dana lebih, bisa menyewa dan menikmati boat dengan kelengkapan fasilitas cukup mewah seperti AC. Bahkan, ada beberapa boat yang mampu berlari cukup cepat karena mesinnya sudah modern sehingga island hopping dari satu pulau ke pulau lain menjadi lebih singkat dibanding boat biasa.

Pun begitu dengan urusan perut. Setiap kapten kapal dan kru memiliki keahlian memasak sehingga bisa menyajikan berbagai makanan mulai dari seafood, sayuran, sampai buah-buahan. Semua disajikan tiga kali sehari. Turis tinggal datang, sewa, dan menikmati kehidupan di kapal selama berhari-hari di laut.

Sementara di Labuan Bajo, tidak sulit untuk menemukan tempat menginap. Hotel-hotel sederhana sampai berkelas sudah menjamur di situ. Bahkan, Labuan Bajo sudah sangat mirip dengan kawasan Legian, Bali di mana banyak turis yang lalu lalang. Restoran-restoran khas barat pun bermunculan, termasuk sajian khas Meksiko yang menghadap ke laut. Jika malam tiba, di kawasan pasar berjejer sajian seafood yang akan menggugah selera kita.

Taman Nasional Komodo

Nah, jadi jika Anda punya bucket list daerah mana saja yang harus dikunjungi sebelum tutup usia, Taman Nasional Komodo sangat wajib masuk daftar Anda. Dijamin, Anda tidak akan menyesal sedikitpun dan sudah pasti bangga karena Indonesia memiliki alam yang tiada tandingannya. Selamat berpetualang!

    Related