Tambaku, Startup Asal Malang Dengan Jiwa Kerakyatan

marketeers article

Roadshow TheNextDev 2016 baru saja menyambangi Malang pada Selasa (26/7) 2016. Kota yang dikenal karena udara sejuk dan kulinernya ini ternyata menyimpan potensi SDM untuk membangun startup berjiwa kerakyatan. Adalah Taufic Hidayat, mahasiswa jurusan Administasi Niaga Brawijaya yang membangun startup bernama Tambaku. Dari namanya startup ini berhubungan dengan sektor perikanan.

Tujuan Taufic dan kawan-kawannya adalah ingin membangun sektor perikanan lokal dengan pendanaan mumpuni. Jadi, yang dilakukan oleh Taufic lewat website Tambaku.id ini adalah mencari investor yang mau menanamkan uangnya untuk peternak lokal. Ia melihat bahwa petani walau punya tambak selalu tidak punya modal besar untuk meningkatkan kualitas ikan mereka ketika masa panen. Hasilnya pun tidak menguntungkan.

“Kami cari donaturnya lalu menyalurkan dana itu untuk para peternak ikan. Masalahnya potensi ternak di Indonesia besar, namun peternak tidak punya modal besar untuk tambak ikan mereka sehingga ketika panen hasilnya kurang bagus. Kami salurkan dana itu kepada mereka sekaligus memberikan pengarahan untuk apa dana itu digunakan. Jadi tidak hanya memberikan lalu selesai, tapi disalurkan dengan tepat,” ujar mahasiswa Administasi Niaga Universitas Brawijaya ini.

Taufic sendiri memulai Tambaku sejak tiga bulan lalu dengan rekannya yang mengerti soal coding. Total saat ini sudah ada empat orang termasuk Taufic sendiri membangun Tambaku. Salah satu sasaran yang ingin dijangkaunya adalah kawasan Jawa Timur seperti Pasuruan sebagai langkah awal memperkenalkan dan mulai mengoperasikan startup-nya. Untuk saat ini Tambaku masih baru beroperasi lewat website.

Sementara dari jenis ikan yang disasar sendiri adalah bandeng dan udang jenis varane. Menurut Taufic keputusannya memilih untuk fokus di tambak dua jenis ternak tersebut karena secara daya tahan tubuh cukup kuat dibanding jenis lain. Nantinya setelah investor mau menyalurkan dananya untuk pengembangan tambak-tambak para peternak kecil, skema bisnisnya akan terlihat lebih jelas.

“Pembagiannya seperti ini, 40% dari penghasilan diberikan kepada peternak, 40% lagi kepada investor, dan kami mengambil 20%. Tapi bagian kami akan diserahkan langsung dari investor jika memang investasi mereka menghasilkan. Jadi kami tunggu petani menghasilkan dulu, uangnya kembali ke investor, baru kami mengambil bagian kami,” sambung Taufic.

Buat mereka yang ingin menginvestasikan uang mereka di bisnis perikanan ini, Taufic tidak mematok nilai investasi besar. Cukup Rp 200.000 saja sudah bisa berinvestasi dan batas berapa investasinya tidak terbatas. Bahkan ia mengatakan dalam waktu singkat sudah ada yang mau menginvestasikan uangnya senilai Rp15 juta. Dan sebagai pemenang edisi TheNextDev 2016 kota Malang, Tambaku akan maju ke babak regional untuk bertemu dengan startup pemenang dari daerah lainnya.

Lewat konsep itu Tambaku berhasil menjadi yang terbaik dalam sesi Rocket Pitching Challenge di roadshow ini. Taufic dan kawan-kawannya akan maju ke babak regional dengan peluang masuk 20 besar nasional.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related