Ambisi Samarinda Jadi Smart City Tahun Depan

marketeers article

Dalam menciptakan smart city, banyak elemen terkait yang harus dikembangkan. Unis W. Sagena, Ketua UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Mulawarman mengatakan bahwa jika berbicara smart city, kita juga harus membahas peranan para pelajar di dalamnya. Dari sini, harus diciptakan terlebih dahulu apa yang disebut smart student.

“The NextDev 2016 adalah ajang yang sangat baik bagi para mahasiswa dan pelajar di Samarinda. Smart city dan smart student adalah kesatuan karena kota yang pintar dibangun oleh tangan-tangan mahasiswa yang cerdas,” ujar Unis saat membuka The NextDev 2016 di Samarinda.

Unis pun menantang kecerdasan para mahasiwa dan pelajar di sana untuk mewujudkan Kota Samarinda sebagai kota pintar. Misi ini pun seirama dengan misi yang diusung oleh pemerintah kota Samarinda yang ingin menjadikan kota Tepian ini sebagai kota pintar.

“Pemkot kota Samarinda akan launching Samarinda sebagai smart city pada 2017. Kami yakin samarinda dapat bersaing dengan kota lain seperti Kota Bandung yang berkomitmen untuk menciptakan seribu aplikasi atau Jakarta yang sudah luar biasa. Di sini, kami butuh pemuda yang melek di ilmu IT,” jelas H. M Faisyail. Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Informatika Kota Samarinda.

Dengan luas wilayah yang sedikit melebihi Singapura dan penduduk yang mencapai hampir satu juta jiwa, Faisyail mengatakan kota ini menyimpan banyak peluang bagi para pengembang aplikasi digital.

Banyaknya permasalahan seperti antrean puskesmas, trafik lalu lintas, hingga persoalan sungai raksasa Mahakam di sana bisa menjadi peluang.

Untuk mencapai misi di atas, Managing Director AR&co Peter Saerang mengajak anak muda Samarinda untuk membentuk supertim. “Dalam mengembangkan sebuah bisnis aplikasi, yang dibutuhkan bukanlah seorang superman melainkan supertim. Kolaborasi adalah kunci keberlangsungan sebuah aplikasi digital,” jelas pria yang pernah beberapa kali gagal membangun bisnisnya seorang diri.

AR&co yang bergerak di bidang pengembangan teknologi augmented reality (AR) selama delapan tahun pun terus mencari peluang kolaborasi. Kolaborasi bisa dilakukan dengan para pemain lain di industri lain hingga dengan kompetitor sejenis. Menurutnya, banyak sekali manfaat yang bisa didapat dengan konsep kolaborasi ini.

“Di era yang penuh kompetisi ini, Ayo! Segera jalin kolaborasi. Ayo keluar dan cari teman satukan ide untuk berkolaborasi,” ajak Peter.

Tidak ingin kalah dengan kota-kota lainnya di Indonesia, Samarinda pun menunjukkan jagoan-jagoan pengembang aplikasinya pada sesi Rocket Pitching. Dari sembilan finalis, para juri dari The NextDev Rocket Pitching menemukan tiga aplikasi favorit dan satu yang terbaik. Tiga aplikasi favorit tersebut adalah KakaGuru.com, Kelontongku, dan Budidayaku.id. Sementara, pemilik konsep dan aplikasi terbaik adalah The Denim Club.

“Semoga aplikasi digital yang lahir dari tangan-tangan kreatif mampu membuat Samarinda menjadi smart city seperti Tokyo, London, Paris, dan kota-kota lain. Jangan sampai kecerdasan IT malah membuat masyarakat terjerumus ke sesuatu yang negatif,” pesan Unis menutup.

Editor: Sigit Kurniawan

Related