Tanamkan Berpromosi Tempat Wisata Sejak SD

marketeers article

Pernahkah Anda menceritakan perjalanan liburan Anda kepada kerabat atau teman-teman sekitar? Umumnya, masyarakat Indonesia senang berbagi cerita perjalanan liburan mereka ke suatu tempat. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang sudah ditanamkan oleh guru sejak di bangku sekolah.

Mungkin Anda masih ingat, tugas yang pertama kali diberikan oleh guru Bahasa Indonesia Anda ketika masih di bangku Sekolah Dasar (SD) sehabis liburan sekolah? Umumnya, Anda akan disuruh menceritakan kegiatan Anda sepanjang liburan. Mulai dari berkunjung ke rumah nenek hingga mengunjungi tempat-tempat pariwisata. Benarkah begitu?

Tugas sekolah tersebut ternyata mengusung upaya pemasaran yang kini diyakini oleh Kementerian Pariwisata berpotensi mendongkrak pariwisata lokal. Cerita-cerita tentang tempat liburan tersebut secara tidak langsung menjadi promosi tersendiri. Kebiasaan tersebut di era sekarang terfasilitasi dengan adanya aneka kanal informasi, seperti jejaring sosial. 

Saat ini, Kemenpar sedang gencar menjalin kerjasama dengan para travel blogger. Kemitraan ini bertujuan untuk menyuarakan destinasi wisata di Indonesia yang belum terekspos, khususnya pada para wisatawan mancanegara (Wisman). 

“Media sosial pun kami pilih karena jangkuannya yang luas. Selain itu, kami mengambil fakta di Tiongkok. Di sana, 75%-80% masyarakatnya mencari referensi tempat wisata dengan mengandalkan gadget mereka. Menggaet komunitas blogger akan menjadi strategi yang andal,” jelas Esthy Reko Astuty, Deputi Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata kepada Marketeers.

Tentu, upaya ini merupakan pelengkap dari strategi lainnya yang sedang digalakkan Kemenpar, mulai dari direct selling, kampanye Wonderful Indonesia hingga memasang iklan. 

Editor: Sigit Kurniawan

Related