Teknologi Tidak Hanya Mengubah Brand, Tapi Cara Konsumen Hidup

marketeers article

Kemajuan pesat di bidang kecerdasan buatan (AI) dan teknologi lainnya memicu tumbuhnya bisnis berbasis teknologi. Memungkinkan perusahaan untuk tingkatkan integrasi bisnis dan teknologi dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan temuan Accenture Technology Vision 2018 pesatnya kemajuan teknologi membantu perusahaan tidak hanya dalam menciptakan produk dan jasa, tetapi juga mengubah cara konsumen dalam bekerja dan menjalankan kehidupan. Kondisi ini juga mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan konsumen dan mitra bisnis mereka.

Sebagai contoh, Amazon, teknologinya telah terintegrasi sedemikian rupa dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sehingga, para pengembang (developers) berhasil membangun loker khusus Amazon di dalam beberapa kompleks apartemen baru dan memberikan akses kepada Amazon langsung ke rumah penghuni melalui sistem kunci pintar (smart lock system). Dengan begitu,  para kurir dapat melakukan pengiriman di saat pemesan barang tidak ada di rumah.

Menurut Paul Daugherty, Chief Technology & Innovation Officer Accenture, saat ini, teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan sudah memengaruhi sebagian besar masyarakat. Kota-kota yang berada di sekitar area pelabuhan, rel kereta, atau masyarakat yang memanfaatkan tenaga listrik dalam keseharian mereka saat ini dilengkapi dengan berbagai inovasi digital dari perusahaan yang menyediakan layanan tersebut.

“Hal ini membutuhkan cara interaksi baru antara perusahaan dan konsumen. Interaksi yang harus dibangun berdasarkan kepercayaan dan transparansi atas informasi pribadi,” ujar Paul.

Paul menambahkan bahwa laporan ini menunjukkan bahwa transformasi teknologi terkini tergolong unik karena untuk pertama kalinya perubahan tersebut terjadi secara dua arah. Masyarakat tidak hanya menggunakan produk dan jasa, tetapi juga memberikan informasi serta akses kepada perusahaan.

Kombinasi ‘inovasi terpadu’ dan tingkat kepercayaan yang tinggi memerlukan hubungan yang lebih kuat. Kemitraan dua arah muncul bersamaan dengan tanggung jawab yang baru pula – baik itu kepada konsumen, mitra bisnis dan masyarakat luas yang membutuhkan komitmen tinggi. Perusahaan dapat menggunakan sistem interaksi yang telah dilakukan selama ini untuk membangun kemitraan dengan pelanggan, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Hal ini sudah merambah lebih luas dari sekadar sektor konsumen dan ritel.

Paul mencontohkan Tesla yang sudah bermitra dengan pemerintah untuk mempercepat pengembangan pedoman yang dibutuhkan untuk membangun kendaraan otonom (autonomous vehicles).

“Melalui kemitraan baru dengan pelanggan, karyawan dan mitra bisnis, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan dan lebih mengintegrasikan bisnis mereka ke dalam kehidupan masyarakat. Kondisi ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan akan terus mendorong perkembangan bisnis perusahaan,” pungkas Paul.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related