Telkomsel Pahami Kebiasaan Orang Indonesia Pakai Smartphone

marketeers article

Dalam artikel sebelumnya, dijelaskan mengapa Telkomsel terjun ke bisnis mobile advertising ini. Lalu bagaimana pertumbuhan mereka di sektor ini?

Dalam memetakan profil pelanggan, Telkomsel sudah menerapkan teknologi algoritma atau Big Data. Jelasnya, konsumen akan dilihat berdasarkan kebiasaan membuka website seperti apa lewat smartphone-nya sampai aplikasi apa saja yang diunduh. Termasuk, ke call center mana saja para konsumen menelepon, misal rumah sakit, fast food, atau ke lokasi tertentu.

“Jika ternyata yang melakukan interaksi dengan brand banyak membuka situs olahraga, kampanye bisa berbau olahraga misalnya. Jadi, dengan kelengkapan profiling konsumen tadi, merek dapat melakukan kampanye marketing 360 derajat. Namun, meskipun menggunakan Big Data, tidak semua data pelanggan diberikan. Kami tetap menomorsatukan privasi,” jelas Fey.

Meskipun secara nominal pendapatannya belum seberapa, Telkomsel merasakan pertumbuhan pemasukan lebih dari 80% dalam setahun terakhir. Termasuk juga, pertumbuhan jumlah brand pengguna jasa mobile advertising yang naik pesat. Pertumbuhan itu setidaknya memperlihatkan percepatan di bisnis ini, walau dalam beberapa tahun ke depan secara nominal tetap tidak sebanding dengan pengeluaran konvensional brand untuk marketing. Namun, optimisme pada mobile advertising cukup tinggi.

“Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata orang melihat layar smartphone sehari mencapai 181 menit. Sedangkan layar televisi hanya 132 menit saja. Ini memperlihatkan seharusnya mobile advertising akan terus berkembang. Edukasi harus terus kami lakukan agar brand tahu bahwa kampanye lewat platform ini banyak sekali benefit-nya,” jelas Fey lagi.

Di satu sisi, untuk menampilkan mobile advertising ini secara riil, tentunya konsumen membutuhkan jaringan. Tak hanya itu, butuh jaringan yang cepat agar mereka mendapatkan konten yang interaktif. Fey pun mengakui bahwa  infrastruktur jaringan di negeri ini belum sempurna. Internet lelet kadang masih menjadi masalah.

Telkomsel gerak cepat dalam hal ini. Generasi keempat jaringan internet alias 4G langsung digelar di sepuluh kota dalam waktu singkat. Terakhir Bandung dan Surabaya sudah kebagian jaringan 4G milik Telkomsel. Kota-kota lain pun akan menjadi target sasaran mereka berikutnya.

Lalu apa lagi cara agar bisnis di sektor ini berkembang terus? Kolaborasi jadi harga mati. Telkomsel dengan operator-operator lain sudah berkolaborasi dalam menyediakan layanan digital ini untuk brand. Pasalnya brand pun butuh coverage lebih luas dan tidak terpaku pada satu operator saja. Dengan bergabungnya berbagai operator, merek tidak perlu pilih kasih dalam memperkenalkan layanan digitalnya.

Terkait dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS beberapa waktu belakangan ini, Fey melihatnya ini adalah sebuah kesempatan. Dengan harga yang tidak semahal dibandingkan marketing di media konvensional, plus benefit efisiensi dan parameter terukur secara digital, ia berharap mobile advertising bisa cepat dilirik. Terutama untuk UKM yang tidak memiliki modal besar, rasanya platform digital ini patut dicoba.

Related