Terlihat Potensial, Generali Berani Garap Pasar Muslim

marketeers article

Indonesia menjadi pasar muslim yang potensial bagi sejumlah brand. Bagaimana tidak, data Badan Pusat Statistik menunjukkan 87% dari 263 juta penduduk Indonesia beragama Islam. Setelah hadir selama hampir 200 tahun, perusahaan asuransi asal Italia Generali pun ikut terjun ke pasar ini. Seperti apa perhitungan Generali untuk menggarap pasar muslim? Apa diferensiasi yang mereka ciptakan dari kompetitor lain?

Berbicara mengenai asuransi syariah di Indonesia memang bukan hal baru. Namun bagi Generali, ini menjadi keputusan besar yang belum pernah ada dalam perjalanan mereka terdahulu. Memutuskan bergerak ke produk syariah, Generali pun mengambil positioning sebagai “Asuransi Wakaf”.

“Ada pasar yang potensial di sini. Jika pemain asuransi lain melihat potensi pasar yang besar berdasarkan jumlah penetrasi yang rendah lalu dibagi lagi untuk melihat potensi syariah, kami tidak. Dari total penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta penduduk muslim, di sana ada 74 juta middle class, ini cara kami melihat potensi pasar muslim di Indonesia,” kata Chief Executive Officer (CEO) Generali Indonesia Edy Tuhirman di Jakarta, Rabu (24/01/2018).

Langkah Generali ke arah asuransi syariah memang terbilang lambat dibandingkan perusahaan asuransi lain yang telah memulai beberapa tahun silam. Namun sebagai diferensiasi, Edy menambahkan, Generali memilih wakaf sebagai produk mereka. Alasannya, data Bank Indonesia menunjukkan sistem wakaf memiliki potensi 3,4% PDB Indonesia atau setara dengan Rp 217 triliun.

Generali mengemas produk asuransi wakaf iPLAN Syariah dalam branding 3 in 1 (melindungi diri sendiri, melindungi keluarga saat menghadapi risiko, dan membantu sesama melalui wakaf. Dari segi pemasaran, Chief Marketing and Product Managament Generali Indonesia Vivin Arbianti mengatakan Generali akan mengedukasi agen dan calon nasabah mereka untuk mengubah mindset terkait wakaf.

“Kami ingin mengubah mindset bahwa untuk menunaikan wakaf tidak perlu menunggu tua, dan wakaf tidak selalu berupa tanah dan properti, namun bisa berupa uang,” kata Vivin.

Edy mengatakan akan melakukan ekspansi jika produk mereka di negara dengan jumlah musim terbesar di dunia ini berhasil.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related