TheNextDev Academy Diluncurkan: Startup Harus Berbeda dengan UKM

marketeers article
TheNextDev Telkomsel

Setelah sukses dengan dua edisi ajang pencarian startup TheNextDev pada 2015 dan 2016, Telkomsel kembali menggelar ajang yang sama tahun ini. Tidak hanya kompetisi, kali ini ada program spesial lain yang dirilis bersamaan yaitu TheNextDev Academy.

Artinya gelaran TheNextDev akan menjadi dua, kompetisi dan akademi. Sesuai dengan namanya, TheNextDev Academy merupakan program mentoring khusus untuk para finalis TheNextDev Competition 2015 dan 2016 yang masing-masing berjumlah 20 tim atau startup.

“Setelah berjalan beberapa waktu, kami sadar bahwa para finalis ini ternyata masih membutuhkan bimbingan. Maka kami sediakan mediumnya yang merupakan salah satu janji kami untuk startup yang bisa melangkah jauh di kompetisi. Mentoring inilah salah satunya,” ujar Presiden Direktur Telkomsel Ririek Adriansyah di Jakarta pada Jumat (14/7) 2017.

Program akademi dan kompetisi resmi diluncurkan berbarengan dengan perayaan 22 tahun Telkomsel. Tidak hanya Ririek, mantan direktur utama Telkom yang sekarang menjadi Menteri Pariwisata juga ikut mendukung program tersebut.

“Lima dari perusahaan dengan nilai valuasi tertinggi dunia adalah perusahaan teknologi. Yang terpenting dari membuat startup adalah harus berpikir global, jangan di situ-situ saja. Perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley sukses karena ketika membuat startup, mereka langsung berpikir global. Itulah cara berpikir startup, harus berbeda dengan cara berpikir UKM,” ungkap Yahya.

Untuk itulah program mentoring nanti di-setting sebagai ajang untuk mempertajam dan meningkatkan berbagai faktor pada para finalis. Akan banyak hal diberikan mulai dari design sprint, product development, pengembangan UI/IX, sampai branding hingga business model.

Menurut Ririek, pada dasarnya finalis startup yang sudah berusia satu sampai dua tahun tersebut memiliki pencapaian berbeda. Itu juga yang membuat kebutuan tiap startup tidak sama dengan yang lainnya, sehingga nanti akan ada penyesuaian materi diberikan.

Materi-materi tersebut secara berkala akan diberikan oleh para mentor-mentor yang sudah malang melintang di sektor teknologi dan bisnis. Mulai dari Stephanie Hermawan, Yoris Sebastian, sampai Roy Simangunsong.

Akan ada dua sesi mentoring, pertama pada 15 sampai 20 Juli 2017 di Jakarta. Setelah itu tiga bulan sampai Oktober 2017 mentoring dilakukan secara online karena kesemua finalis tidak semuanya berdomisili di Jakarta. Mereka akan kembali ke daerah masing-masing dan mentoring dilakukan lewat berbagai aplikasi yang dipersiapkan Telkomsel.

32 Startup

Jika ditotal-total, finalis TheNextDev Competition dua tahun terakhir mencapai 40 tim. Namun karena satu dan berbagai hal, hanya 32 tim ikut serta. Rupanya perjalanan para startup dalam satu sampai dua tahun terakhir sangat variatif.

“Ada yang masih dengan startup-nya. Ada yang masih solid bahkan cukup berkembang ada juga yang sudah bongkar pasang personel. Ada juga yang startup-nya masih jalan namun bidangnya sudah berbeda. Bahkan ada juga yang sudah memutuskan berkarier di dunia profesional,” ujar Vice President Corporate Communications Telkomsel Adita Irawati.

Walau begitu Adita sangat membebaskan para finalis untuk ikut atau tidak. Maka tidak heran dari seharusnya 40, 32 yang bergabung. Dan akademi ini bukan sembarang akademi sekedar mentoring lalu selesai, tapi tetap akan ada hadiah diberikan kepada startup yang memang pantas mendapatkannya alias terbaik selama akademi.

Terutama ada hadiah uang sebanyak Rp400 juta sampai representative office di Jakarta. Semuanya termasuk kesempatan networking maupun publisitas. Dan jangan salah, menurut Adita dari para finalis TheNextDev ada yang sudah melakukan MoU untuk kepentingan bisnis dengan Telkomsel. Artinya kemampuan mereka benar-benar sudah bisa menghasilkan serta mulai bisa menuai pundi.

Sementara untuk Competition akan berjalan dengan timeline hampir sama seperti akademi, yaitu Juli sampai Oktober 2017. Ada empat kategori akan dikompetisikan kesehatan, pendidikan, agrikultur, dan transportasi.

“Keempat sektor itu yang sedang menjadi misi Telkomsel dalam visi perusahaan sekaligus mencari solusi berbagai permasalahan di masyarakat,” tutup Adita.

    Related