Tidak Hanya Narkotika, Rokok Pun Bersifat Candu dan Membuat Ketagihan

marketeers article
4601139 earth underfoot

Sebagai salah satu negara penghasil tembakau terbesar di dunia memang menjadikan harga rokok di Indonesia lebih terjangkau baik bagi pemula maupun yang sudah lama merokok. Konsumen rokok pun saat ini sudah sangat beragam mulai dari anak-anak dan orang dewasa. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena akan menimbulkan masalah di tengah masyarakat karena zat yang dikandung rokok dapat menimbulkan ketagihan dan menjadi efek candu/adiktif yang sangat sulit dihentikan.

Rokok pun dapat menimbulkan rasa gelisah dan efek candu bagi pemakainya. Hal ini karena rokok mengandung zat nikotin yang dapat membuat gejala putus obat yaitu tubuh menjadi sangat gelisah bila tidak menemukan nikotin. Kegelisahan yang diakibatkan putus rokok dapat diatasi setelah yang bersangkutan merokok. Perasaan tenang, nyaman, merasa lebih ringan untuk berpikir dan beraktivitas sebenarnya bukanlah hal nyata bagi pecandu rokok, karena hanya bersifat psikis namun akibatnya aspek psikologis si perokok akan terus merasa membutuhkan bantuan rokok untuk berpikir.

Menurut Health Claim Senior Manager Sequis dr. Yosef Fransiscus, karena rokok bersifat candu maka seseorang yang mencoba merokok bisa merasa ketagihan dan sulit melepaskan dalam kondisi apa pun. Kebiasaan lain dari perokok adalah mengajak orang lain mencoba merokok. Bahkan, dengan keuangan terbatas, seorang perokok berat akan memilih menggunakan uangnya untuk mengonsumsi rokok.

Adapun dalam sebatang rokok terkandung sekitar 4.000 macam zat kimia. Dari sekitar 4.000 macam zat kimia yang ada dalam rokok. Setidaknya 200 di antaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan manusia. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, karbon monoksida, dan radikal bebas.

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Hal ini menyebabkan paru-paru sulit bekerja saat menarik oksigen. Jika Anda merokok selama enam bulan saja sudah mampu mengurangi kemampuan kerja paru-paru sebanyak 10%. Nikotin, zat adiktif ini mempengaruhi saraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, yang dapat menyebabkan kanker. Ada juga Karbon monoksida, merupakan zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Dengan merokok akan mengurangi 60% efektifitas Hb dalam mengikat oksigen. Radikal bebas, jika masuk ke dalam tubuh akan ditangkap lemak atau darah putih agar tidak merusak sel. Biasanya diikat juga ke dinding pembuluh darah dan membuat dinding pembuluh darah getas dan mudah pecah.

Efek racun yang terkandung pada rokok dapat membuat si perokok memiliki risiko mengalami berbagai penyakit dibanding yang tidak merokok. Seperti 14 kali lipat berisiko menderita kanker paru, mulut, dan tenggorokan, 8 kali lipat berisiko menderita kanker esophagus, 2 kali lipat berisiko kanker kandung kemih, 6x lipat berisiko terkena serangan jantung, 125 kali lipat berisiko terserang stroke dan 18X lipat berisiko mengalami impotensi.

Menurut dr.Yosef, merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru pada pria dan sekitar 70% pada perempuan. Rokok juga meningkatkan risiko bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.

“Perokok pasif menjadi pihak yang dirugikan karena tidak secara langsung menikmati rokok namun semua resiko yang muncul pada perokok aktif juga muncul pada dirinya,” ujar Yosef. Bahaya asap rokok bagi perokok pasif seperti sakit kepala, masalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin, batuk, sakit kerongkongan, dan meningkatnya risiko kanker paru dan penyakit jantung.

Jika bayi berada pada lingkungan perokok maka bayi tersebut rentan terserang penyakit pernafasan. Selain itu, perkembangan kecerdasannya juga akan terganggu. Kemungkinan terjangkit infeksi telinga, leukemia, kanker otak dan sindrom kematian secara mendadak (Sudden death). Abu dan asap rokok yang baru dimatikan di asbak pun mengandung 3x bahan pemicu kanker di udara. Jika tertiup angin akan mudah terisap orang lain dan mengiritasi mata dan mengganggu pernapasan.

 

Related