Tidak Hanya Online Marketing, Spotify Juga Ahli dalam Offline Marketing

marketeers article

Spotify tidak hanya memiliki kekuatan sebagai penyedia konten streaming musik, namun juga kepekaan mereka dalam memanfaatkan momentum dan menyediakan promosi marketing yang patut diacungi jempol. Semisal, Spotify memberikan porsi khusus kepada solois wanita, Cardi B, dengan memberikan video promosi khusus dalam rangka rilisnya album perdana dari Cardi B.

Ketika musisi legendaris David Bowie tutup umur di tahun 2016, Spotify memberikan aktivasi offline marketing dengan menghadirkan instalasi seni khusus tentang sosok David Bowie di stasiun kereta bawah tanah New York.

Spotify juga turut melakukan selebrasi dalam rangka Black History Month. Tidak hanya merayakannya, Spotify justru membawa nilai Black History Month lebih dalam lagi dengan menginisiasi Black History Is Happening Now. Kampanye tersebut bukan hanya mengkurasi konten terbaik dari musisi kulit hitam saja. Melalui Black History Is Happening Now, Spotify membuka lowongan kepada anak muda yang memiliki semangat dan pengetahuan terhadap budaya masyarakat kulit hitam.

“Sudah bukan rahasia lagi kalau sekarang brand mencoba mengangkat apa yang sedang tren dan terjadi di masyarakat untuk bisa lebih terhubung dengan penggunanya,” kata Jackie Jantos, VP of Brand and Creative Spotify.

Seperti dikutip dari Fast Company, Spotify merupakan perusahaan yang memiliki latar belakang kultur yang beragam. Bagi Jackie, tempat dia berkerja sangat menghargai perbedaan dan transparasi. Di balik peran Spotify sebagai platform streaming musik, ada sekelompok pegawai yang ingin membuat lebih dari sekadar konten yang baik.

“Bagi kami memiliki program yang nyata dalam mendukung komunitas melalui musik dan platform kami, menciptakan lebih banyak perubahan ketimbang hanya merilis sebuah konten atau program marketing saja,” tambah Jackie.

Baru-baru ini Spotify merilis salah satu kampanye global marketing mereka untuk meningkatkan angka pengguna berbayar mereka. Setidaknya menurut Spotify ada 99 juta orang yang memilih mendengarkan iklan timbang membayar US$ 9,99 per bulan (Rp 49 ribu untuk biaya langganan perbulan di Indonesia).

Kampanye tersebut menyediakan dua konten video iklan yang mirip dengan trailer film-film blockbuster. Video pertama menggambarkan aksi kejar-kejaran antara polisi dengan penjahat sembari mendengarkan Wrecking Ball dari Miley Cyrus. Video kedua bernuansa horor dengan menampilkan sosok boneka berhantu yang akan hidup ketika mendengarkan lagu Havana dari Camila Cabello.

Bagi Spotify Global Executive Creative Director Alex Bodman, ide tersebut hadir dari produk yang dihadirkan oleh Spotify. Khususnya fitur tanda hati, yang membebaskan pengguna untuk menyukai lagu-lagu tertentu, yang berdasarkan kesukaan pengguna, Spotif akan menyajikan dan menawarkan beberapa lagu-lagu terbaru yang sesuai dengan kesukaan masing-masing pengguna.

“Kami melihat tanda hati selain memang fungsional buat produk kami, tanda tersebut juga merupakan simbol hubungan personal kita semua dengan musik,” jelas Alex.

Kampanye ini tidak berhenti di video iklan saja. Spotify mencoba menjangkau media out of home untuk menyampaikan pesan mereka. Beberapa billboard yang ditampilkan oleh Spotify akan fokus pada spesifik musisi, seperti Luke Bryan dan Demi Lovato. Kampanye out of home dari Spotify akan hadir di Amerika Serikat, Inggris, Meksiko, dan Brazil.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related