Tiga Hal Yang Dimiliki Indonesia untuk Mengusai Era Digital Banking

marketeers article
38012994 female hands using mobile banking on white smartphone

Pernahkah Anda membayangkan bahwa suatu waktu nanti untuk segala kebutuhan finansial tidak perlu lagi datang ke kantor perbankan. Saat ini pun, bayangan tersebut secara perlahan sudah mulai kejadian.

Teknologi telah mengubah industri perbankan, termasuk Indonesia. Persaingan pelaku perbankan dengan pelaku financial technology (fintech) membuat pelaku perbankan harus lebih cepat dalam penerapan teknologi baru dan lebih baik dalam penyajian layanan konsumen.

Di masa depan, fintech akan tersedia di banyak lokasi dan memotong akses langsung bank kepada nasabah. Bank-bank besar kemungkinan masih memiliki kelebihan karena ukurannya yang besar, namun melambat sehingga dapat mengarah pada kepunahan. Pada tahun 2030, produk digital banking akan menjadi prasyarat dasar, bukan sekedar unjuk kebolehan.

Indonesia memiliki semua persyaratan untuk memajukan industri digital banking. Pertama, harga smartphone yang terjangkau. Kedua, populasi yang terdiri dari anak muda. Ketiga, peningkatan pendidikan dasar. Keadaan ini hampir dapat disejajarkan dengan kondisi China saat ini.

Bank DBS Indonesia memperkirakan terdapat potensi pada e-money sebesar Rp 3 triliun dan potensi pendapatan sebesar Rp 47 triliun dari pendapatan layanan pada 2030 bagi pelaku perbankan.

Teknologi dapat digunakan untuk menjangkau populasi yang belum menggunakan jasa bank dapat mempercepat inklusi keuangan dan membuka kesempatan bisnis baru kepada bank. Bank memperlambat pertumbuhan jaringan distribusi. Sebaliknya, bank fokus terhadap alternatif digital dan jaringan online-to-offline (O2O).

Data DBS Group Research menunjukkan bahwa bank di Indonesia telah mempersiapkan produk digital mulai dari yang mendasar seperti dari internet banking, artificial intelligence (AI), chatbot, hingga blockchain.

Bank Central Asia (BCA) adalah bank yang paling siap secara digital karena memiliki serangkaian produk digital yang lengkap, dapat diandalkan dan segmentasi nasabah yang tepat. Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) terus meningkatkan produk digital mereka. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) memiliki produk seperti Jenius dan BTPN WOW.

Bank mulai membuka aplikasi mereka demi meningkatkan keterhubungan dengan e-commerce dan fintech. Kolaborasi antara fintech dengan bank akan mengubah tatanan industri keuangan dan menyajikan keuntungan bagi semua pihak.

Di lain sisi, generasi muda akan memengaruhi perbankan. Generasi muda ini adalah masa depan dan akan mengubah cara masyarakat berkomunikasi dan menjalankan bisnis.

Ketergantungan generasi muda terhadap teknologi tidak hanya terkhusus pada anak-anak yang tumbuh dari keluarga kelas atas, tetapi juga pada komunitas kelas bawah. Anak-anak yang tidak mampu untuk memiliki komputer pribadi atau ponsel pintar, mengunjungi warung internet sederhana secara rutin untuk bermain games atau berselancar mencari hiburan.

Internet dapat menjangkau populasi yang tidak memiliki rekening bank lebih cepat dibanding bank sendiri, berkat adopsi ponsel pintar yang cepat. Bank DBS percaya tren ini akan merambah pesat dan diperkirakan bahwa lebih dari dua pertiga dari populasi Indonesia akan menggunakan ponsel pintar pada 2030.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related