Ekspansi ke Bisnis Travel, Blibli.com Akuisisi Tiket.com

marketeers article
blibli

Pemain e-commerce lokal Blibli.com secara resmi mengumumkan telah mengakuisisi 100% saham dari platform online travel Tiket.com. Itu artinya, sekarang Tiket.com dimiliki oleh Blibli.com. Walau begitu kedua perusahaan digital tersebut akan beroperasi masing-masing, di mana keduanya akan tetap dinahkodai oleh seorang CEO.

Blibli.com akan tetap dipimpin oleh Kusumo Martanto, sedangkan Tiket.com akan beroperasi di bawahnya dan dipimpin oleh CEO George Hendrata. Sementara Gaery Undarsa selaku co-founder Tiket.com dan selama ini menjadi salah satu motor perusahaan akan menjabat sebagai Chief Communication Officer.

Walau tidak secara spesifik apa tujuan utama dari akuisisi ini, baik Kusumo dan Gaery diplomatis menyatakan ingin berkolaborasi lebih jauh agar keduanya bisa sama-sama berkembang. “Kami ingin memperbaiki layanan kepada konsumen bersama-sama. Kalau soal tukar teknologi itu pasti,” ujar Kusumo di Jakarta dalam pengumuman resminya pada Kamis (15/6) 2017.

Ia juga tidak membuka berapa dana digelontorkan untuk akuisisi. Yang jelas semua proses sudah dilakukan sejak lima bulan lalu dan benar-benar beres pada 12 Juni 2017. Sosok George Hendrata ditunjuk untuk memimpin Tiket.com setelah sebelumnya menjabat Direktur Pengembangan / Diversifikasi Bisnis Djarum, yang merupakan grup konglomerasi yang menaungi Blibli.com sedari awal.

Namun ditilik dari data, Kusumo melihat bahwa tren travelling masyarakat Indonesia sangat potensial. Hingga tahun 2016, transaksi jasa travel mencapai 35% dan tertinggi dibanding produk jasa lain. Consumer behaviour masyarakat Indonesia juga menunjukan bahwa travelling atau jalan-jalan menjadi prioritas bahkan mengalahkan kewajiban membayar cicilan. Rata-rata generasi millenial dengan usia di bawah 31 tahun rela mengeluarkan uang rata-rata Rp30 juta per tahun untuk jalan-jalan.

Hal itu dirasakan oleh Tiket.com. Menurut Gaery, dibanding periode Ramadan tahun lalu, penjualan tiket perjalanan naik sampai lebih dari 80%. Bahkan tiket kereta tambahan yang baru-baru saja diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan mudik masyarakat langsung ludes terjual dalam sekejap.

“Dan kalau dibandingkan dengan e-commerce seperti biasanya, bisnis travel online itu lebih cepat nutupnya dari segi finansial. Perputarannya sangat cepat,” ungkap Gaery walau tidak menyebut secara gamblang sudah sejauh mana Tiket.com menghasilkan cuan dari bisnis mereka selama ini.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah bisnis penjualan tiket Blibli.com akan saling memakan dengan bisnis Tiket.com? Menurut CEO George, keduanya akan jalan bersama-sama. Jika konsumen lebih memilih membeli tiket perjalanan di Blibli.com, buat George tidak masalah. Begitu pun sebaliknya. “Jadi tidak ada kanibalisme, jalan masing-masing saja seperti biasa,” ujar George.

Blibli.com sendiri tetap manargetkan tumbuh bisnisnya sebanyak dua setengah kali lipat pada tahun ini. Walau begitu Kusumo belum bisa membuka kapan mereka akan bisa mencapai break even point (BEP).

Ditanya apakah Blibli.com maupun Tiket.com ingin menyaingi Traveloka yang bisnis online travel-nya sudah sangat pesat, Kusumo kembali diplomatis. Termasuk soal kemungkinan untuk melakukan akuisisi perusahaan lain.

“Kalau ditanya ingin menyaingi yang lain, ya kita jalan bareng-bareng sama-sama membesarkan industri ini. Jangan dia (Traveloka) jalan sendiri, tidak ada yang menemani. Kasian, kan… he he he. Soal akuisisi perusahaan lain, dengan Tiket.com saja baru selesai prosesnya. Nanti kalau itu kami lihat lagi prospeknya, ada akuisisi lagi atau tidak. Yang jelas Tiket.com berada di bawah naungan Blibli.com, sementara GDP Venture tetap menjadi holding Blibli.com,” tutup Kusumo.

    Related