Tujuan utama konsumen datang ke toko seperti cafe maupun ritel fesyen adalah membeli atau memang sekedar melihat-lihat. Mereka tidak akan terlalu mempedulikan soal seberapa canggih mesin kasir, sudah digital atau belum.
Memang ritel modern dengan pasar menengah sampai premium sudah memiliki kasir digital dengan layar sentuh untuk memudahkan proses transaksi. Tidak hanya tunai langsung, bisa juga lewat debit maupun kartu kredit bahkan sekarang sudah lewat tap smartphone sampai memindai barcode. Franchise fast food dan bioskop sudah menggunakannya.
“Jadi kalau tidak peduli, tidak juga. Ketika konsumen masuk ke toko, salah satu experience yang ingin dirasakan adalah proses transaksi. Semakin sophisticated, semakin tokonya punya value di mata konsumen, dan mereka senang. Sekalinya senang dengan experience-nya, konsumen bisa balik lagi dan repeat order,” ujar Presdir HP Indonesia David Tan di Jakarta pada Selasa (10/10) 2017.
Maka untuk menjawab anxiety dan desire konsumen maupun peritel, HP merilis perangkat system point of sale terbaru beserta monitor layar sentuhnya yaitu HP ElitePos. Tujuannya adalah untuk mempermudah transaksi bagi konsumen dan gerai ritel dalam sentuhan layar.
ElitePos di-bundling dalam paket pembelian mulai dari monitor layar sentuh, scanner, dan printer yang bisa digunakan untuk barcode. Sebagai contoh, konsumen ketika datang ke cafe bisa memilih langsung menu lewat layar sentuh, lalu pesanan akan keluar di mesin printing yang bisa diberikan langsung kepada waitress. Proses tersebut bisa dikombinasikan dengan scanner barcode sesuai dengan keinginan toko.
“Kalau menu disajikan dalam layar, experience-nya akan berbeda. Itu bisa mendorong untuk membeli lebih banyak menu lagi. Dan kami memang menargetkan gerai ritel seperti cafe maupun restoran. Layar kami didesain untuk tahan tumpahan minuman. Tapi seperti bioskop maupun toko fesyen pun bisa menggunakan kasir modern ini,” sambung David.
Menurut David, salah satu keunikan ElitePos ada di layarnya yang bisa diputar 360 derajat sehingga tidak hanya kasir yang bisa melakukan transaksi di layar, konsumen pun bisa melihat atau bertransaksi sendiri jika diputar. HP juga menyediakan beberapa perangkat tambahan lain untuk mengkustomisasi sistem pembayaran. Harganya sendiri dalam bentuk paketan lengkap dimulai dari Rp20 jutaan.
David yakin bahwa perangkatnya tersebut bisa diterima pasar karena memang demand-nya ada. Saat ini menurutnya gerai ritel semakin termodernisasi dan menginginkan teknologi canggih untuk sistem kasir atau pembayaran. Ia juga melihat data bahwa kenyataannya sektor ritel di Indonesia semakin meningkat.
Dalam data yang disadur dari firma global AT Kearney, total penjualan ritel nasional pada 2016 mencapai US$324 miliar dan menempati posisi kelima dibanding negara lain. Padahal tahun sebelumnya Indonesia ada di posisi 12.
Hal itu tentu menjanjikan mengingat industri ritel Indonesia saat ini sedang booming di sektor online. Tapi kembali lagi David menekankan bahwa masyarakat Indonesia tidak akan meninggalkan ritel offline sehingga membuka gerai atau toko untuk berinovasi bagi konsumen yang datang langsung.
“Coba kita lihat di AS. Banyak ritel yang tutup. Tapi kenyataannya pemain ritel online pun malah membuka toko. Jadi bukan semata online atau offline. Masing-masing ada pasarnya. Yang penting adalah bagaimana konsumen bisa merasakan experience berbeda dan menyenangkan, termasuk ketika bertransaksi di kasir,” tutup David.