Pasar mainan yang kebanyakan sudah berwujud digital agaknya tidak mengurungkan niat Audrey Irawan untuk tetap memberikan mainan yang selain menyenangkan juga edukatif bagi anak-anak Indonesia. Pasalnya, walaupun kini permainan digital marak, namun mainan edukatif tetap memiliki porsinya sendiri di hati anak-anak. Buktinya, sejak diluncurkan Juni lalu, Gummy Box yang merupakan kotak bermain anak-anak ini tercatat sudah mengirim ratusan kotak kepada para pelanganannya
“Gummy Box sangat menekankan sensasi bermain dengan tangan secara nyata dan anak-anak masih sangat menyukai hal ini. Mereka mampu mengembangkan kreativitasnya tanpa batas. Respon orang tua dan anak-anak terhadap Gummy Box juga cukup positif. Terbukti dengan banyaknya konten Gummy Box yang di-review oleh blogger dan hampir seluruhnya positif,” terang Audrey Irawan, Founder Gummy Box, di Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Dalam kotak permainan Gummy Box, Audrey menyertakan tiga jenis permainan sekaligus. Tujuannya adalah agar anak-anak terlatih untuk menggunakan kreativitasnya dan supaya tidak cepat bosan. “Dengan permainan yang harus diciptakan sendiri melalui tangannya, Gummy Box juga sekaligus mengajarkan kepada anak-anak agar mereka lebih menghargai mainananya. Sebab, mereka membuatnya sendiri, sehingga timbul perasaan menghargai karyanya sendiri supaya tidak dirusak atau dibuang,” imbuh Audrey.
Dengan melihat respon pelanggan yang cukup baik, kini Audrey tengah berupaya mengembangkan produknya dengan berencana membawa konten lokal masuk ke dalam tema permainan Gummy Box. “Supaya anak-anak juga tak lupa dengan mainan asal negaranya, kami akan mengkombinasikan mainan lokal seperti congklak dengan gaya Gummy Box,” pungkas Audrey.
Audrey turut menyatakan bahwa nantinya, Gummy Box akan memperluas cakupan pasarnya hingga ke daerah luar Jawa. Sementara ini, Gummy Box baru merambah daerah Jakarta dan Bali.
Editor: Eko Adiwaluyo