Uji Nyali Pedasmu dengan Entog Pedesan Indramayu

marketeers article

Jika Anda penikmat makanan pedas berkuah, salah satu kudapan khas Indramayu Entog Pedesan bisa jadi pilihan. Dengan kuah hitam pekat kaya akan bumbu super pedas, Entog Pedesan siap menggoyang lidah para penikmatnya. Sayang, kuliner yang awalnya adalah makanan rumahan ini kian sulit dicari.

Bahkan, sepanjang penelusuran tim Marketeers bersama West Today di sekitar Indramayu, hanya ada secuil warung yang menjual Entog Pedesan. Salah satu yang terkenal adalah Entog Pedesan Mimi Desi.

“Makanan ini kian tren menjadi ladang usaha sekitar tahun 2000an. Namun hari ini, sudah susah menemukan penjual Entog Pedesan,” ujar Mimi Desi, Pemilik Warung Makan Entog Pedesan yang terletak di depan GOR Indramayu ini.

Entog pedesan racikan Mimi Desi pun berbeda dengan yang lain. Jika banyak masyarakat Indramayu membuat kuah entog pedesannya berwarna kuning, Desi lebih suka membuatnya dengan warna hitam. “Banyak orang yang suka makan di sini karena kuah hitamnya pedas dan menggugah selera. Selain itu, entog di sini tidak berbau dan dagingnya lembut. Dulu kami bikin dengan rasa sangat pedas, namun sekarang kami kurangi pedasnya,” tambah Mimi Desi.

Meski begitu, entog pedesan yang nikmat disantap dengan nasi putih panas ini masih membuat penikmatnya bercucuran keringat. Satu porsinya berisikan 4-5 potong entog. Bak love-hate relationship, semakin pedas dan panas di mulut, lidah, hingga ke perut ketika memakannya, semakin nikmat menghabisi daging entog sampai ke sela-sela tulangnya.

Belum lagi, nikmatnya menghisap kuah dari bahan cabai, merica halus, kemiri, lengkuas, daun sereh dan wanginya daun jeruk serta kayu manis di sekeliling tulang. Slluurrpp… Hati-hati tersedak!

Mungkin, hanya sebagian dari kita yang mengenal istilah entog. Asal tahu saja, entog adalah bagian dari keluarga besar unggas. Setelah dibalut dengan berbagai macam rempah-rempah, entog diproses pada tungku dari kayu bakar. Mulai dari artis, pejabat, hingga media pun banyak kerap mendatangi warung kecil Mimi Desi ini. Sebut saja Almarhum Ade Namnung dan Bondan Winarno.

Buka sejak pukul 11.00 pagi hingga 11.00 malam, tidak membuat warung Mimi Desi harus menghabiskan jam kerjanya. Tidak jarang, menu entog pedesan Mimi Desi habis lebih cepat. Sayangnya, Mimi Desi enggan untuk memasak kembali meski masih siang dan menu entog mereka sudah habis. Pasokan entog di Indramayu yang kian terbatas menjadi alasannya.

“Jika melihat tahun 2003-an, stoknya sangat banyak. Bahkan kami bisa terus hadir di wisata kuliner Bango dan mendukung PORDA (Pekan Olahraga Daerah) di Indramayu dan menyajikan 25 ekor per harinya. Dari situ, kami variasikan menu dengan ayam pedesan, belut pedesan, hingga sop iga sapi dan lainnya,” imbuh Mimi Desi.

Melihat sejarahnya, entog pedesan atau pedesan entog ini sangat populer dan menjadi makanan favorit masyarakat Indramayu untuk menjamu tamu ketika ada hajatan. Kuah pedas yang kental berpadu dengan daging entog yang lembut dan gurih sangat sayang untuk dilewatkan ketika Anda bertandang ke Indramayu.

Editor: Sigit Kurniawan

Related