UMKM Harus Masuk E-Commerce

marketeers article

Sebagai generasi muda yang sukses menciptakan tren co-working space di Indonesia. Akbar Maulana, salah satu Founder Conclave mengakui bahwa bukan hanya investor yang dibutuhkan dalam upaya mengembangkan bisnis start-up. Namun, mereka juga harus bergerak mengikuti pasar. Terutama, mereka yang masih tergolong UMKM (Usaha Mikro Kelas Menengah) yang keberadaannya belum terekspos oleh pasar.

“Cobalah untuk masuk ranah digital atau e-commerce. Selain tren sekarang sedang mengarah ke sektor online, produk atau merek yang baru muncul juga lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas. Poin pentingnya adalah Anda harus memberikan kemudahan akses bagi konsumen dalam menjangkau produk Anda,” ungkap Akbar saat ditemui di acara Smesco Festival ke-13, khususnya di Lounge Galeri Indonesia WOW, Jakarta, Kamis (01/10/2019).

Sesama Founder Conclave Aditya Hadiputra, turut menerangkan bahwa kebanyakan investor lebih menyukai bisnis start-up digital. Sebab, diakuinya bisnis start-up di bidang tersebut memberikan sistem pengukuran yang lebih mudah (scability), sehingga memudahkan investor dalam memberikan kucuran dananya kepada para bisnis start-up.

“Jangan ragu masuk pasar e-commerce. Sekarang, banyak wadah yang memudahkan kita untuk go online. Contohnya marketplace seperti Tokopedia atau Bukalapak,” jelas Aditya.

Aditya sekaligus menenkankan bahwa diakuinya, e-commerce lebih banyak menawarkan manfaat dibandingkan dengan kerugian. Di sisi lain, dengan masuk e-commerce, pelaku UKM pun turut mendukung  perkembangan e-commerce itu sendiri.

Co-Working

Bagi Anda yang tergolong pekerja lepas atau tengah berencana memulai bisnis start-up pasti memiliki kendala terkait infrastuktur. Artinya, Anda memiliki keterbatasan terkait ruang kerja dan sarana pendukung lain untuk membantu aktivitas Anda.  Baik itu untuk mencari inspirasi hingga mengadakan pertemuan kecil dengan rekan sesama bisnis.

Memang, dibutuhkan biaya yang mahal untuk membangun fasilitas seperti itu. Sebab, solusi untuk bekerja di kafe ternyata tidak selamanya mampu mendukung produktivitas kerja bagi para freelancer dan binis start-up.

Terinspirasi oleh tren co-working space yang diusung pertama kali di Amerika Serikat, Akbar Maulana bersama rekan-rekannya mendirikan sebuah ruang kreatif sebagai jawaban dari permasalahan para pekerja lepas atau bisnis start-up dalam hal memiliki lingkungan kerja yang kondusif dan kreatif.

 

Editor: Eko Adiwaluyo  

Related