Untuk Pemasar: Dunia Baru, Perubahan yang Normal

marketeers article

Ketika perusahaan memikirkan inovasi, mereka biasanya berpikir tentang produk baru. Padahal, inovasi tidak semestinya berurusan dengan produk. Sebaliknya. inovasi harus dilihat dalam segi model bisnis perusahaan.

“Tidak banyak perusahaan yang berpikir bahwa inovasi merupakan tantangan dalam model bisnis,” kata Profesor Robert Wolcott, Founder & Executive Director of the Kellogg Innovation Network (KIN) di KIN ASEAN 2016 di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu, (7/12/2016).

Ia melanjutkan, perusahaan di industri yang sama cenderung untuk fokus pada hal-hal yang sama secara berulang-ulang. Jika perusahaan selalu berada di tempat yang sama, tentu mereka akan menemukan jawaban yang sama pula.

“Kalau Anda hanya fokus pada diri Anda sendiri, Anda punya potensi kehilangan kesempatan bertransfomasi,” ucapnya di hadapan peserta KIN ASEAN yang hadir yang berasal dari berbagai negara, antara lain Tiongkok, Malaysia, Sri Lanka, India, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Meksiko.

Ia menjelaskan, ada banyak alasan perusahaan gagal ketika melakukan inovasi. Akan tetapi, kegagalan-kegagalan yang ada seharusnya mendukung terbentuknya inovasi. Sehingga, sebaiknya pemasar harus “merayakan” kegagalan dan belajar dari kegagalan itu.

“Kebanyakan perusahaan gagal karena mereka gagal dalam memahami value dari inovasi itu,” ucapnya.

Namun, jika perusahaan sudah menghabiskan US$ 10 juta untuk menciptakan produk di market, dan barang tidak terjual, “Maka hal itu pantas disebut gagal,” tambahnya.

Ia melanjutkan, “Kita perlu mengubah cara kita berpikir tentang gagasan “gagal”. Jika hipotesa Anda gagal, itu bisa menjadi pembelajaran,” ucap pria yang juga Clinical Professor of Innovation & Entrepreneurship di the Kellogg School of Management, Northwestern University.

Terminologi Dunia Baru
“Dunia Baru” menjadi tema dari KIN ASEAN 2016. Sebenarnya, apa definisi New World yang dimaksud? Rob mengatakan, Dunia Baru memang memiliki definisi yang luas.

Ia bilang, ada beberapa faktor yang membuat adanya Dunia Baru, yaitu perubahan yang dramatis dan cepat dalam teknologi, kebutuhan sosial, lingkungan. dan tren demografi, Perubahan pun telah menjadi normalitas baru saat ini.

“New World menciptakan sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya. Brexit, kemenangan Trump, dan aksi massa menuntut penggulingan pemerintahan di sejumlah negara, semua memberikan implikasi pada dunia,” ucapnya.

Untuk memahami New World, pemasar atau perusahaan harus saling melakukan transfer pengetahuan. Ia mengatakan, banyak pemasar yang selalu pergi ke konferensi yang sama, membaca publikasi yang sama, demi mendapat jawaban yang sama. “Kalau hanya berkutat di bidang yang sama, dimana inovasi akan terjadi?,” tanyanya.

Karenanya, kata dia, KIN memfasilitasi para pemasar di seluruh dunia untuk saling terkonek lintas industri, lintas negara, demi mencari inovasi yang dapat ditransfer dan diterjemahkan.

Saat ini, KIN memiliki anggota dari 20 negara yang tersebar di enam kontinen, dna telah menjadi komunitas lintas sektor, lintas udaya, geografi, jenis kelamin, usia, politik, dan launnya.

Misi KIN diterjemahkan Rob dengan secarik kalimat “Jangan pernah meninggalkan kesempatan untuk menemukan sesuatu yang tak terduga.” Ia melanjutkan, hal-hal terbaik terjadi ketika satu dan lainnya saling berhubungan, berkolaborasi, serta berbagi wawasan dan sumber daya.

Related