Konsisten Sejak 2016, Upaya Digitalisasi BTPN Kini Berbuah Manis

marketeers article
60230010 woman with smartphone is trying to log into mobile banking

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) secara konsisten melakukan inovasi dan transformasi digital. Hal ini sudah dilakukan oleh BTPN semenjak tahun 2016 lalu. Pada tahun yang sama, BTPN resmi memiliki dua platform digital banking untuk melayani dua segmen yang berbeda.

Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro. Kedua, Jenius yang ditujukan bagi segmen consuming-class.

Hingga akhir Desember 2017, BTPN Wow! telah memiliki 4,8 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 200.000 agen. Sementara, jumlah nasabah Jenius yang terdaftar telah mencapai hampir 500 ribu. Sepanjang tahun 2017 lalu, inovasi digital kedua platform tersebut terus berlanjut. Pada saat yang sama, BTPN juga melakukan Transformasi Digital pada lini bisnis inti lainnya.

Digitalisasi existing business mencakup pengembangan alternative channels, integrasi cabang, automasi proses, transformasi infrastruktur IT, dan pelatihan karyawan. Melalui transformasi digital ini, BTPN meyakini bahwa jaringan layanan nasabah bertambah luas dan kualitas layanan nasabah tetap terjaga walaupun jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping. Langkah transformasi ini akan dilanjutkan hingga akhir tahun 2018.

“Kami mengalokasikan investasi cukup besar untuk proses transformasi ini, termasuk belanja IT, infrastruktur, serta menganggarkan biaya operasional untuk melatih ulang karyawan. Adapun biaya restrukturisasi organisasi perusahaan dan operasionalisasi kantor cabang mencapai Rp 736 miliar,” kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng.

Biaya tersebut sudah termasuk dana yang kami alokasikan bagi para karyawan yang mengikuti Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS). Sedangkan untuk mengembangkan layanan digital, sepanjang tahun 2017, BTPN telah menginvestasikan Rp 832 miliar, atau meningkat 36% dibandingkan nilai investasi pada tahun 2016 sebesar Rp 611 miliar.

“Inovasi dan transformasi Digital yang kami lakukan secara terstruktur dan konsisten sejak 2016 telah berjalan dengan baik dan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2018. Kami meyakini kedua inisiatif strategis ini akan mentransformasi BTPN menjadi bank nasional yang paling siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” lanjut Jerry.

Konsistensi BTPN dalam melayani masyarakat melalui dukungan teknologi digital berbuah positif. BTPN berhasil menjaga penyaluran kredit tetap tumbuh 3% (year-on-year/yoy) dari Rp 63,2 triliun menjadi Rp 65,3 triliun pada akhir Desember 2017, di mana kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) 0,9%. Pertumbuhan kredit antara lain ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah mencapai Rp 11,6 triliun atau tumbuh 25% dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 9,3 triliun. Sementara itu, pembiayaan melalui BTPN Syariah tumbuh 21% dari Rp 5 triliun menjadi Rp 6 triliun pada akhir Desember 2017.

“Kami selalu berupaya maksimal untuk tumbuh optimal sekaligus proaktif dalam melakukan inovasi. Tantangan untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja dan pada saat yang sama sekaligus menjalankan transformasi digital di tengah situasi ekonomi yang masih menantang,” papar Jerry.

Konsistensi BTPN juga tercermin pada program pemberdayaan bagi nasabah mass-market agar terus tumbuh secara berkelanjutan. Melalui Program Daya, sepanjang tahun 2017 lalu BTPN telah menyelenggarakan 134.383 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 1.148.097 nasabah. Total pendanaan meningkat 4% (yoy) dari Rp 73,3 triliun menjadi Rp 76,5 triliun pada akhir Desember 2017. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3% (yoy) dari Rp 66,2 triliun menjadi Rp 67,9 triliun pada akhir Desember 2017.

“Inovasi dan transformasi digital adalah investasi strategis yang berdampak pada profitabilitas jangka pendek. Tanpa dampak biaya dari investasi strategis ini, laba kami dari bisnis inti masih tumbuh 6% menjadi Rp 2,4 triliun,” pungkas Jerry.

Editor: Sigit Kurniawan

Related