Upaya Frisian Flag Tingkatkan Kualitas Pasokan Susu Segar

marketeers article
Herd of cows graze on the open green meadows at spring day. Realistic 3D illustration was done from my own 3D rendering file.

Indonesia masih terbilang jauh untuk dapat memproduksi susu secara mandiri. Saat ini, produksi susu dari peternak lokal hanya sebesar 18% dari total kebutuhan nasional 4,45 juta ton per tahun. Sekitar 82% kebutuhan susu dipenuhi dengan impor.

Data Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) mencatat dalam empat tahun terakhir jumlah populasi sapi perah di Indonesia terus turun. Sampai 2016, jumlah populasi sapi tercatat 291.183 ekor, jauh berkurang dibandingkan 2013 sebanyak 438.745 ekor. Dalam kondisi ini, menjaga kualitas susu adalah langkah paling nyarta yang bisa dilakukan para petani.

Hal ini mendorong PT Frisian Flag Indonesia (FFI) membangun 5 Milk Collection Point (MCP) digital di Pangalengan. Pembangunan ini merupakan kemitraan dengan Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS Pangalengan) untuk memberdayakan peternak sapi perah Indonesia baik secara kualitas ekonomi dan kualitas susu yang dihasilkan.

“Sistem digital kami akan memungkinkan data nilai TPC per peternak dari susu yang diproduksi untuk dipantau secara ketat dan disimpan untuk proses pembelajaran dan pengalaman peternak. Pada akhirnya, kami berharap usaha peternakan para peternak dapat meningkat secara berkelanjutan,” kata Akhmad Sawaldi, DDP Manager dan FDOV Project Frisian Flag Indonesia, dalam siaran persnya.

Lewat kolaborasi ini, kualitas susu segar meningkat hingga 90%. MCP dibangun untuk mendorong para peternak sapi perah agar terus untuk tata laksana dan tata kelola peternakan yang baik demi peningkatan kesejahteraan para peternak. Saat ini, KPBS Pangalengan mencatat data Total Plate Count (TPC) sekitar 0,3 juta cfu/ml untuk kualitas susu terbaik yang dihasilkan oleh para peternak sapi perah.

“Kami berharap pembentukan MCP dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman para peternak sapi perah. Kami tidak hanya menyediakan sistem digital untuk penilaian kualitas dan penetapan harga susu, namun melalui inisiatif MCP, kami juga memberikan pembinaan dan pelatihan serta alat pendukung untuk mendorong mereka terus meningkatkan tata laksana dan tata kelola peternakan sapi perah,” tambahnya.

Hingga saat ini, sebanyak total 806 peternak sapi perah telah difasilitasi oleh kelima MCP, yang dilengkapi dengan sistem barcode digital.  Setelah peternak sapi perah membawa susu hasil produksinya ke MCP, sistem digital pada MCP akan menghitung Total Plate Count (TPC) atau jumlah bakteri yang terkandung dalam susu segar. Semakin rendah angka TPC, semakin tinggi kualitas susu segar dan susu akan dihargai lebih tinggi. Setelah adanya MCP terjadi penurunan TPC hingga 90%.

Ketua KPBS Pangalengan Aun Gunawan mengungkapkan bahwa inisiatif FFI ini telah menginspirasi para peternak sapi perah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sejak MCP digital beroperasi di Pangalengan, terdapat kenaikan harga susu sebesar 10% yang dihasilkan oleh peternak sapi perah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas susu secara konsisten.

“Ke depannya, kami menargetkan agar lebih banyak peternak sapi perah yang mendapatkan kenaikan harga. Saya juga berharap FFI dapat memperluas MCP digital ke daerah lain karena akan lebih baik jika para peternak sapi perah di Indonesia juga terinspirasi dan termotivasi oleh inisiatif MCP,” tambahnya.

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah perusahaan susu di Indonesia yang memproduksi susu khusus untuk anak-anak dan keluarga dengan merek Frisian Flag, yang juga dikenal sebagai Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia sejak 1922. Selama lebih dari 95 tahun di Indonesia, Frisian Flag selalu memberikan komitmennya untuk terus berkontribusi membantu anak-anak Indonesia meraih potensi yang tertinggi mereka, melalui produk-produk kaya gizi.

    Related