VisualTV.Live Perkaya Media Massa Indonesia

marketeers article

Media massa terus berkembang seiring dengan perubahan teknologi dan gaya hidup yang terjadi, tak terkecuali dalam hal konsumsi media. Konten yang disajikan tak lagi sekadar tulisan, visual kini kian digemari. Menangkap peluang pasar yang dianggap masih besar, VisualTV.Live pun berdiri untuk ambil bagian.

Didirikan oleh sejumlah mantan pemain di sektor media, VisualTV.Live didirikan dengan positioning “the new content video news portal”. CMO VisualTV.Live Taufik Resamaili mengatakan, ini akan menjadi media masa depan.

“Transformasi yang terjadi secara global telah menunjukkan bahwa tampilan melalui televisi ini tak lagi fleksibel. Kami membuat diferensiasi bagaimana orang-orang tidak terbatas ketika ingin melihat tayangan. Mereka dapat menikmati konten kami di mana saja, kapan saja. Timeless tidak seperti televisi konvensional,” ujar Taufik.

Bukan sebuah platform, VisualTV.Live memproduksi program mereka secara mandiri. Ketika audiens membuka web VisualTV.Live, mereka akan disuguhkan dengan berbagai berita dengan konten video. Ada berbagai sajian yang mereka produksi, meliputi paket berita, feature, dan berbagai konten non-statis lain.

Meski terhitung startup, Taufik optimistis dapat memenangkan pasar. “Karena market ini masih sepi, potensinya masih sangat besar. Kami tidak bisa head to head dengan konten berita tulis yang juga memproduksi format video, melainkan kami head to head dengan mereka yang hanya memproduksi konten berita dalam format video,” ungkap Taufik.

Berbeda

Berdiri pada pertengahan tahun 2016, di saat yang lain sibuk membangun news aggregator, Taufik dan rekan-rekan mencoba menghasilkan sesuatu yang berbeda dengan platform berita berbasis video.

Padahal portal berita online sendiri di Indonesia bertebaran mulai dari yang raksasa sampai skala kecil dengan market niche, namun mayoritas berbasis artikel. Taufik melihat dengan melahirkan platform media berbasis video ini, ada diferensiasi yang bisa ditunjukan serta menjawab betapa hausnya masyarakat Indonesia akan konten visual.

VisualTV.Live tidak mendedikasikan dirinya sebagai portal saja. Platform lain pun digarap seperti Youtube, Vidio.com, sampai membangun aplikasi. Sehingga mereka bisa disebut juga sebagai content creator, karena bisa beradaptasi dengan platform apa saja asalkan basisnya video.

“Web sama aplikasi pasti ya, itu kan platform milik sendiri. Yang sedang berkembang justru di platform Youtube. Ketika kami masuk ke sana, sambutannya bagus dan sekarang menjadi penyumbang traffic terbesar kami. Sudah ada 14 juta view dari video-video yang di-upload,” sambung Taufik.

Dengan mayoritas masyarakat Indonesia berusia muda, otomatis pangsa pasar VisualTV.Live pun mengarah ke youth atau milenial. Dan itu tampak sudah menjadi pakem. Maka tidak heran mereka mengisi konten tidak hanya yang bersifat hardnews, tapi juga entertainment.

Segmen pun cukup lebar, di mana Taufik mengatakan bahwa konsumennya ada di kelas ekonomi B, C, bahkan sampai D. Selain hardnews dan entertainment, VisualTV.Live menghadirkan konten berupa event.

Serba Sendiri

Jika ada yang masih menganggap bahwa VisualTV.Live seperti memindahkan tayangan televisi konvensional ke ranah digital, itu salah besar. Sebagai content creator, mereka membuat dan memiliki tim jurnalis sampai video editor tersendiri. Artinya ketika turun ke lapangan, tim peliput ini lengkap dari jurnalis peliput dan cameraman.

Izin pun dikantongi langsung dari Kominfo yang mendeskripsikan VisualTV.Live sebagai media video digital. Menurut Taufik, izin yang mereka kantongi mengharuskan mereka hanya memproduksi dan mendistribusikan konten berbentuk video.

“Kalau misal mau buat konten berupa tulisan atau artikel, ada izinnya lagi. Jadi beda, dan VisualTV.Live benar-benar pure video,” jelasnya.

Sistemnya memang tidak jauh berbeda dengan peliputan media konvensional seperti stasiun TV pada umumnya. Hasil liputan dikirim ke tim produksi di studio untuk kemudian editing sana-sini sehingga menghasilkan konten layak tayang. Kadang untuk event-event tertentu, mereka bisa menayangkan livestreaming.

Namun ke depan Taufik mencoba untuk menayangkan konten lebih cepat dengan membuat aplikasi editing yang memungkinkan tim di lapangan memproduksi footage video langsung layak tayang tanpa perlu masuk ke ruang produksi di studio. “Itu lagi kami kembangkan agar distribusi beritanya makin cepat.”

Ditanya seperti apa monetisasinya, ada beberapa bentuk yang biasa dilakukan. Semisal ketika tayang di platform Youtube, setiap kali ada yang view, VisualTV.Live mendapatkan revenue. Lalu tentu saja dari iklan, di mana ada skema business to business dilakukan.

VisualTV.Live menyediakan layanan untuk memproduksi video sesuai permintaan klien atau peliputan berupa event. Bahkan mereka menyediakan paket livestreaming, baik itu yang lengkap di mana tim peliputan berjumlah ekstra dengan kualitas tinggi, maupun paket dasar dengan kualitas streaming berbasis smartphone.

Dan sebagai media atau platform baru, cukup wajar jika pendapatan mereka tumbuh berkali lipat. “Saya hitung dari awal tahun 2017 sampai sekarang saja, berbanding dana dikeluarkan, revenue tumbuh 540%. Tapi itu baru setahun dan runway kami masih panjang. Saya berbicara ke investor setidaknya runway kami itu dua tahun. Kami juga masih mencari investor yang mau bergabung,” tutup Taufik

Related