Wakatobi dalam Busana di Jakarta Fashion Week 2018

marketeers article

Sebanyak 12 mahasiswa Binus Northumbria School of Design (BNSD) menampilkan karya mereka di Fashion Tent Jakarta Fashion Week (JFW) 2018, Rabu (25/10/2017). Mengangkat tema Whispers of Wakatobi, 48 koleksi dari enam brand milik mahasiswa BNSD tampil di panggung ini. Seperti apa rangkaian kreasi mahasiswa BNSD ini?

ALAMU

Koleksi pertama hadir dari kolaborasi Anastasia Hartanto bersama Audrey Jane Tantono dalam koleksi Alamu. Koleksi ini mengkombinasikan warna merah, hitam, dan kuning dengan berbagai teknik manipulasi fabric.

Siluet pada koleksi Alamu terinspirasi dari rumah etnik Banua Tada. Manipulasi tekstur tiga dimensi diberikan untuk menggambarkan ekosistem laut dan varietas flora pulau Wakatobi yang beragam. Koleksi ini merepresentasikan sisi feminine dari seorang perempuan yang memakainya.

AKO

Kreasi Whispers of Wakatobi dari AKO tampil dengan dominasi warna biru dan putih. Didesain oleh Heidi Giovani dan Alliya Dhiachandra, rangkaian koleksi AKO terinspirasi dari keindahan alam dan keramahan lokal pulau Wakatobi.

Koleksi AKO didominasi jaket dan outer berwarna biru dan abu-abu. Shade biru laut merepresentasikan karakteristik masyarakat Siompu yang terkenal memiliki mata berwarna biru laut. Tidak hanya itu,  warna ini sekaligus menggambarkan hamparan laut Wakatobi yang jernih.

ETHOS

Garis karang berwarna oranye dan laut biru dikombinasikan Henisya Putri Alya Patra dan Nelly Tan dalam deretan koleksi Ethos. Di panggung JFW, para model Ethos terlihat menggunakan koleksi yang cenderung uni-sex.

Koleksi Ethos terinspirasi dari dua filosifi, yaitu Pomaamaasiaka dan Wakathala. Pomaamaasiaka merupakan filosofi Buton yang berarti mencintai satu sama lain, menyetarakan gender, dan status sosial. Sementara Wakathala berarti seseorang yang mencintai pantai dan lautan.

Siluet pada busana Ethos terinspirasi dari arsitektur Istana Kesultanan Buton, kehidupan bawah laut, dan pakain tradisional Sultra. Tenun Buton juga terlihat mewarnai desain Ethos di panggung JFW. Dengan berbagai twist warna yang earthy, koleksi Ethos terlihat kian kental akan nilai etnik.

JUXTAPOZ

Koleksi kolaborasi Jesslyn dan Clara Pranata ini terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya pulau Wakatobi, seperti pakaian kesulatanan Buton dan suku Bajo. Didesain dari tenunan dan sulaman khas Indonesia, koleksi Juxtapoz terlihat mengusung konsep sporty.

Dengan dominasi palet yang menggambarkan warna laut, koleksi ini dibuat dengan siluet streetwear-infused. Mengangkat nilai tradisional dalam desain urban, koleksi Juxtapoz mengkombinasikan etnik Wakatobi dalam siluet modern dan berbagai teknik manipulasi fabric.

KANDA

Diambil dari kata Kakanda (biru), dan Kadadiha (sumber kehidupan), koleksi Kanda merefleksikan elemen kekayaan pulau Sulawesi Tenggara. Raphaela Natasha dan Adisza Putri Kahanasti memilih warna pasir nila sebagai dominasi warna koleksi mereka.

Koleksi Kanda mengangkat kekuatan tradisi, sumber alam yang tak terlihat, dan keunikan dari Sulawesi Tenggara dalam balutan busana ready-to-wear yang modern.

NATUWA

Natuwa menggunakan berbagai kombinasi warna karang dan hewan laut dalam koleksi mereka. Didesain oleh Winny Dwijaya bersama Naomi Sutono, koleksi Natuwa terinspirasi dari burung khas Buton, Rangkang Buton dan keindahan pulau Wakatobi.

Koleksi ini juga terinspirasi dari untold history suku Muna seperti lukisan sejarah di dalam gua Sugi Patani yang berlokasi di desa Liangkobori. Tidak hanya itu, koleksi ini juga terinspirasi dari desain dan cara berpakaian masyarakat suku Muna.

Editor: Sigit Kurniawan

Related