Walmart Bangun Platform Khusus Pebisnis Perempuan

marketeers article

Pada tahun 2011, Walmart membuat pernyataan yang berani yang mana peritel ini akan menggunakan uang kasnya untuk mempromosikan kesetaraan gender.  Secara internasional, seperti dikutip dari Fast Company, peritel ini berkomitmen untuk menggandakan sumber-sumbernya dari pemasok perempuan. Walmart di Amerika Serikat juga akan membeli USD 20 miliar produk-produk dari bisnis-bisnis yang dikelola perempuan pada  tahun 2016.

Untuk mengeksekusi program tersebut, Walmart meluncurkan laman belanja online yang dikhususkan bagi pebisnis perempuan. Platform yang mengusung semangat “Empowering Women Together” ini menampilkan jajaran produk dari pebisnis perempuan, dari gaun, cokelat, sampai vas kertas.

Walmart menetapkan kriteria cukup ketat untuk platform ini. Pertama, 51 persen bisnisnya dimiliki dan dikelola dari hari ke hari paling sedikit oleh satu perempuan dan mereka harus menghasilkan pendapatan minimal USD 10 juta dalam setahun. Angka ini tergolong besar. Pada akhirnya, Walmart berharap bisa mengangkat para pemasok kecil.

“Saat diluncurkan, hal ini cukup strategis di mana kami memiliki satu portal khusus perempuan dan senantiasa menawarkannya kepada mereka,” kata MiKaela Wardlaw Lemmon, Direktur Senior  Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Walmart.

Untuk menjangkau pebisnis perempuan lebih banyak lagi, khususnya di wilayah pelosok, Walmart menggandeng beberapa perusahaan logistik untuk distribusi pasokan dari daerah ke gerai Walmart.

“Seluruh tantangan rantai pasokan ini memang tak cukup jelas saat pertama kali kami memulai proses. Awalnya, kami berpikir tidak akan menggandeng mitra-mitra bisnis. Tapi, akhirnya kami menyadari bahwa kami tidak bisa melakukannya sendirian,” ujar Lemon.

Platform Walmart ini mendapat respons positif dari banyak pihak, khususnya kaum perempuan. Di Rwanda, misalnya, sekelompok perempuan menjual produk gaun melalui Full Circle Exchange di platform Walmart.

Walmart membantu para pelaku UKM ini memahami produk-produk mana saja yang laku di pasaran. Di Rwanda tersebut, Walmart memberikan pelatihan agar gaun-gaun yang dibikin memiliki nilai jual lebih tinggi.

Lebih dari setengah jumlah pemasok di program Empowering Women Together ini datang dari Women's Bean Project, sebuah organisasi di Denver yang mempekerjakan para perempuan miskin untuk memproduksi sup dan aneka produk lainnya. 

Related