Waspadai Empat Ancaman Siber Tahun Ini

marketeers article
58195865 security breach cyber attack computer crime password concept

Era Internet selain memberikan peluang yang besar, juga memberikan ancaman yang mengerikan bagi banyak korporasi dan pemerintahan. Tentunya ancaman tersebut dalam bentuk serangan siber. Tentunya kita masih ingat bahwa tahun lalu sempat ada virus komputer yang menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, yang hingga akhirnya membuat pemerintah turun tangan. Nah, di tahun 2018 ternyata ancaman siber masih menjadi fokus dan diskusi bagi banyak kalangan.

Menurut Alex Manea selaku Chief Security Officer BlackBerry, ada beberapa hal yang menjadi perhatian kalangan C-Level dalam hal serangan siber. Berdasarkan diskusinya bersama petinggi-petinggi perusahan top di dunia, ia membagi beberapa prediksi terkait dengan serangan siber yang bisa saja menghampiri banyak pelaku pada tahun 2018 ini.

Tahun 2018 akan menjadi tahun terburuk untuk serangan siber

Manea menilai bahwa serangan siber pada tahun 2017 belum seberapa. Baginya, isu-isu mendasar yang menyebabkan mayoritas dari serangan dan pelanggaran siber baru-baru ini belum terselesaikan. Departemen TI ditugaskan untuk mengelola jaringan yang semakin kompleks dan melindungi data yang lebih sensitif.

Sistem lawas masih merajalela di sebagian besar industri dan tidak bisa dengan mudah diperbaharui atau diganti. Sistem-sistem ini sering mengandung kerentanan perangkat lunak yang diketahui oleh publik dan dapat dimanfaatkan untuk menembus jaringan perusahaan. Pada saat yang sama, peretas menjadi semakin canggih dan memiliki lebih banyak insentif untuk melakukan serangan siber.

Pemerintah dan perusahaan mengakui ancaman baru ini dan menerapkan solusi keamanan modern, namun akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menghentikan dan memperbaharui semua sistem. tahun 2018 kembali menjadi salah satu tahun dimana kelemahan tersebut kembali menghantui kita. Lebih penting lagi, kita perlu mulai merencanakan masa depan untuk menghadapi ancaman-ancaman baru yang ditimbulkan oleh Internet of Things (IoT), yang akan melebihi apa yang telah kita alami dalam serangan siber hari ini.

Serangan siber akan menyebabkan kerusakan fisik

Mengamankan Internet of Things (IoT) bahkan lebih penting daripada mengamankan jaringan tradisional TI karena satu alasan sederhana: serangan terhadap IoT mengancam keamanan publik. Komputer yang diretas atau perangkat seluler biasanya tidak dapat menyebabkan kerusakan fisik langsung. Keamanan IoT benar-benar akan menjadi masalah hidup dan mati, dan kita tidak bisa begitu saja menunggu hal itu terjadi.

Baru-baru ini, Manea mengutarakan tentang perlunya standar keamanan IoT yang lebih kuat, terutama saat teknologi terus berkembang menuju smart cities. Dengan meningkatnya penggunaan IoT dan berkurangnya fokus pada keamanan, hanya masalah waktu di mana akan ada peratas yang menyerang infrastruktur dan perangkat yang terhubung secara kritis dan menyebabkan kerusakan fisik langsung pada individu dan orang yang tidak bersalah.

Peretas menargetkan karyawan karena mereka menjadi kerentanan keamanan siber yang semakin meningkat

Departemen TI biasanya memusatkan pengeluaran mereka untuk mencegah serangan eksternal, namun kenyataannya adalah sebagian besar pembobolan data dimulai secara internal – baik dengan berbagi dokumen melalui aplikasi konsumen yang tidak aman atau mengklik serangan phising yang semakin rumit dan canggih.

Peretas selalu dianggap sebagai seorang jenius teknis yang dapat menggunakan algoritma kompleks untuk memecahkan kriptografi canggih. Kenyataannya adalah teknik yang lebih sederhana bisa sama efektifnya. Seiring dengan meningkatnya pertahanan teknis, karyawan akan menjadi titik terlemah dan akan semakin ditargetkan oleh peretas sebagai bagian dari strategi mereka.

Produk asuransi dan keamanan siber akan berjalan bersamaan

Pada tahun 2018, tidak akan menjadi perbedaan apakah itu sistem atau karyawan yang menjadi titik lemah perusahaan, pelanggaran data perusahaan besar akan terjadi dan perusahaan asuransi akan terus memperhatikannya.

Mereka memperhatikan semua ini karena serangan terhadap pelanggan mereka bisa sama berbahanya seperti juga bisa sangat membantu untuk membantu pendapatan mereka. Ia melihat bahwa tahun 2018 perusahaan asuransi bukan hanya akan menambahkan lebih banyak pemegang polis siber pada daftar pelanggan mereka, tetapi juga mencari dua jalur strategis untuk membantu mengelola risiko bagi perusahaan dan pelanggan mereka, yaitu produk dan ahli atau spesialis.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related