Layanan Workplace, Usaha Facebook Menarik Konsumen Kantoran

marketeers article
Facebook workplace

Selama ini karyawan dalam perusahaan korporasi selalu berkomunikasi dengan banyak aplikasi. Mulai dari aplikasi chatting, email, sampai penyimpanan cloud. Dan banyak perusahaan software menawarkan layanan all in one seperti misalnya Microsoft 365.

Namun Facebook juga tidak ingin ketinggalan untuk menancapkan eksistensinya di ranah business to business. Memanfaatkan jumlah pengguna aktifnya yang di Indonesia mencapai 93 juta per bulan, si media sosial ingin mencoba mengambil benefit dengan menghadirkan layanan bernama Workplace.

“Kami ingin menghadirkan platform di mana semua pegawai bisa saling berinteraksi layaknya di platform chatting, email, dan saling berbagi dokumen pekerjaan lainnya dalam satu layanan. Memang di Indonesia sudah ada yang lumrah digunakan untuk platform chatting antar sesama rekan kantor. Namun Workplace berbeda karena banyak fiturnya lebih dari sekedar chatting,” ungkap Workplace Growth Lead Asia Pasific Nakul Patel di Jakarta pada Jumat (28/7) 2017.

Menurutnya, salah satu keunggulan Workplace adalah sudah tergabung dalam platform Facebook. Sehingga ia yakin fitur-fitur yang terdapat di dalamnya sudah tidak akan asing lagi digunakan oleh para pegawai korporasi.

Patel mengklaim sejak diluncurkan pada Oktober 2016 lalu, penggunanya di dunia sudah mencapai lebih dari 14.000 perusahaan lintas benua, bahkan sampai Antartika sekalipun. Dari situ sudah ada sekitar 400.000 grup korporasi dibuat.

“Salah satu keunggulannya adalah bisa mengkoneksikan satu perusahaan dengan perusahaan lain untuk berbicara bisnis dan kolaborasi. Mereka bisa saling bertukar pikiran dan file-file penting, sekalipun lintas negara. Kami punya fitur translator yang bisa translasi bahasa langsung saat itu juga. Misal ada rekan perusahaan lain di Argentina kirim pesan lewat bahasa latin, bisa langsung translasi ke Inggris,” sambung Nakul lagi.

Efek yang bisa dihasilkan dengan penggunaan Workplace lainnya adalah perusahaan bisa mengurangi space penggunaan kantor karena dengan koneksi saling tersambung tersebut, antar karyawan bisa saja bekerja dari tempat masing-masing. Nakul juga berharap Workplace bisa digunakan oleh UKM.

Lalu apakah layanan ini gratis seperti halnya Facebook atau berbayar? Nakul mengatakan sampai Oktober 2017 ini layanannya gratis. Setelah itu akan ada paket premium dan standar. Premium artinya berbayar, di mana tarifnya mencapai US$3 per orang per bulan jika karyawannya hanya 100 orang.

Tarifnya akan lebih murah menjadi US$2 jika karyawan mencapai 1.000 dan hanya US$1 saja jika mencapai 9.000. Namun walau ada tarif per orang, hanya pengguna aktif saja yang dikenakan biaya. “Misal dari 100 hanya lima orang pengguna aktifnya, tarif per orangnya kali saja lima. Sangat efisien,” ungkap Nakul.

Ditanya berapa perusahaan pengguna di Indonesia saat ini dan berapa target ke depan, Nakul tidak mau menjabarkan secara rinci. Yang jelas platform Workplace ingin menjadi one stop solution bagi segmen korporasi, terutama memanfaatkan popularitas dan faktor familiarnya pengguna dalam memakai Facebook.

    Related