Wuling Optimistis Menjadi Strong Player di Indonesia

marketeers article

Tepat pada tanggal 20 Agustus 2015, PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Motor Indonesia atau Wuling Motors melakukan groud breaking pabrik mereka. Investasi pabrik itu senilai kurang lebih US$ 700 juta atau setara Rp 9,6 triliun.

Investasi ini terbilang berani, namun tentunya merupakan harga pantas untuk mampu bersaing dengan pemain yang sudah ada di negara ini. Dan, dari sejak ground breaking tersebut, sudah sepantasnya kehadiran Wuling Motors tidak bisa dipandang sebelah mata. Perusahaan otomotif ini masuk ke pasar Indonesia bukan mengawali dari berjualan produk yang didatangkan dari luar, namun memilih langsung membangun pabrik. Sudah pasti inilah penantang sejati yang siap berdarah-darah di pasar Tanah Air.

Pabrik Wuling Motors berlokasi di Greendland International Industrial Center, Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Kota Deltamas, Bekasi, (Jawa Barat). Memiliki dua pengembangan produk berbeda, yakni 30 hektar untuk pabrik, dan 30 hektar lain untuk supplier park.

Kurang lebih setahun kemudian, pada Mei 2016, Marketeers menjadi salah satu media paling awal yang berkunjung ke pabrik Wuling. Saat itu, Xu Feiyun, Presiden Direktur PT SGMW Motor Indonesia menjawab alasan pabrikan ini masuk ke negara ini. “Sebagai negara dengan total populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia menyimpan potensi yang bisa Wuling raih di pasar otomotif roda empat,” katanya.

Apalagi, Wuling Motors melihat kondisi perekonomian Indonesia relatif stabil. Hal ini semakin menambah keyakinan Wuling pada pada kondisi pasar Indonesia. Selain itu, ada fakta bahwa rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia masih rendah.

Di sisi lain, ada kesamaan antara produk yang ditawarkan Wuling dengan budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia. Kesamaan tersebut adalah produk low multipurpose vehicle (LMPV) yang mereka tawarkan cocok dengan kebutuhan keluarga Indonesia. “Berdasarkan riset yang kami miliki, produk kelas LMPV merupakan produk yang cocok dengan masyarakat Indonesia saat ini,” ungkap Xu Feiyun saat itu.

Siapakah sebenarnya SAIC General Motors Wuling? Di negara asalnya, pabrikan ini secara volume penjualan berhasil menjadi yang tertinggi. Merek Wuling dan Baoujun menjadi unggulan produsen ini. Total penjulan kedua merek ini menjadi yang tertinggi di antara produsen lainnya. SGMW adalah perusahaan otomotif pertama di China yang menembus angka produksi di atas 2 juta unit. Pabrikan ini telah memimpin secara volume penjualan selama 12 tahun di China.

Meski pabrik belum selesai, Wuling Motors terbilang tidak sabar unjuk diri di hadapan khalayak konsumen Indonesia. Wuling Motors pun langsung terlibat dalam gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016. Tidak tanggung-tanggung, Wuling Motors memamerkan dua model MPV sekaligus, yakni Wuling Hongguang dan Baojun 730.

Memang, di ajang itu Wuling Motors tidak melakukan aktivitas penjualan sama sekali. Keikutsertaan mereka di GIIIAS 2016 justru untuk mengumumkan pembangunan pabrik mereka, baik itu komunitas dunia otomotif dan masyarakat luas.

“Kami berencana untuk berada di Indonesia dalam waktu yang panjang. Hal ini yang mendasari kami untuk membangun pabrik dan supplier park. Partisipasi kami di GIIAS 2016 mencerminkan antusiasme kami agar masyarakat Indonesia lebih memahami tentang siapa Wuling. Kami serius untuk menciptakan mobil yang baik untuk masyarakat Indonesia,” kata Xu Feiyun, waktu itu.

Distribusi dan Layanan Purnajual

Akhirnya, di GIIAS 2017 yang berlangsung pada bulan Agustus, secara resmi produk Wuling Motors mengaspal di jalanan Indonesia. Produk pertama mereka tak lain adalah LMPV Wuling Confero dan Confero S. Ada tujuh jajaran produk Wuling yang diparmerkan di GIIAS 2017.

Selain seri Confero, Wuling juga ikut serta memamerkan Wuling Mobile Service (WMS) yang akan menyediakan layanan road-assistance untuk semua pelanggan mereka. Terlihat, sejak awal masuk ke pasar, Wuling Motors sudah langsung melihat pentingnya arti dari layanan purnajual. Tentunya, ini belajar dari cerita masa sebelumnya ketika berbagai merek China masuk ke Indonesia dan menemui kegagalan lantaran tidak memperhatikan layanan purnajual.

Pengembangan jaringan distribusi pun langsung digeber ke berbagai daerah. Hingga akhir tahun 2017, Wuling Motors menargetkan bisa membangun hingga 50 diler. Dan, sampai Juni tahun 2018 ini, Wuling Motors sudah didukung oleh 62 diler yang sudah ada di hampir semua pulau-pulau besar di negara ini.

“Sampai akhir tahun 2018, kami menargetkan bisa membangun hingga 80 diler. Perluasan jaringan distribusi ini dan penguatan layanan purnajual memang menjadi perhatian utama kami di tahun-tahun awal masuk pasar Indonesia,” tambah Diah Asmahani, Brand Manager Wuling Motors, awal Juni 2018 lalu.

Bagamana penjualan Wuling Motors di tahun 2017? Dalam hitungan lima bulan waktu yang tersisa sejak peluncuran Wuling Confero pada Agustus 2017, penjualan Wuling Motors mencapai 5.050 unit. Pencapaian penjualan ini menjadikan Wuling Motors langsung masuk dalam jajaran 10 besar merek otomotif di Indonesia.

Setelah melihat tren positif dalam penjualan produk LMPV-nya, Wuling Motors segera melirik segmen lain, yakni multipurpose vehicle (MPV). Pada Februari 2018, meluncurlah Wuling Cortez yang harganya mulai Rp 218 juta hingga Rp 264 juta on the road DKI Jakarta dan sekitarnya. Harga yang cukup miring untuk sebuah MPV.

Begitu juga dengan jajaran varian Wuling Confero yang harganya pun lebih rendah dibanding merek lain di segmen yang sama. Lihat saja, bila dibandingkan dengan mobil keluaran Jepang, semua varian Wuling Confero dari sisi harga lebih menggiurkan. Saat peluncuran Wuling Confero dari varian terendah, saat itu dipatok dari angka sekitar Rp 129 juta hingga Rp 165 jutaan untuk varian tertinggi. Tidak hanya itu, Wuling Confero juga mempunyai varian manual dan otomatis untuk sistem transmisinya.

“Setiap brand memilik strategi harga masing-masing. Tapi, yang jelas Wuling Motors menawarkan value for money bagi masyarakat Indonesia. Kualitas produk tetap kami jaga sesuai brand promise kami Drive For A Better Life,” tambah Diah.

Keseriusan dalam membangun layanan purnajual ini kembali dibuktikan Wuling Motors dengan menggelar program posko mudik, yakni Wuling Siaga Lebaran. Padahal, hingga Mei 2018, populasi Wuling baru sekitar 11.000an unit. Tidak tanggung-tanggung, Wuling Motors menggelar 29 titik layanan yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Namun, di balik jumlah populasi produk Wuling Motors ini menyimpan fakta yang patut diperhatikan para pemain lain di industri otomotif. Ada peningkatan penjualan yang dicapai dari bulan ke bulan sepanjang tahun 2018 ini. Menurut data Gaikindo, secara wholesales pada Januari lalu, penjualan Wuling Motor selalu meningkat dari bulan ke bulan. Total, sepanjang Januari hingga Mei 2018, penjualan Wuling Motors telah mencapai 6.981 unit.

“Sebagai pemain baru yang belum genap setahun, hingga Mei 2018 atau 10 bulan memasarkan produk, pencapaian ini menjadi angin positif bagi Wuling Motors. Di masa depan, kami optimistis bisa menjadi strong player di industri otomotif Indonesia,” tegas Diah.

 

    Related