Belanja Iklan Retail Media Network Diprediksi Capai US$ 4,7 M pada 2030

marketeers article
Ilustrasi strategi periklanan.(FOTO: 123RF)

Belanja iklan tentu memerlukan beragam pertimbangan agar anggaran yang dikeluarkan bisa memberikan dampak positif yang optimal. Karenanya, GrabAds bersama dengan kantar Indonesia mengeluarkan hasil riset terbaru yang bisa membantu merek dalam menentukan strategi spending iklan yang pas.

Riset itu hadir dengan tajuk Unleash Your Full Potential With Retail Media Networks. Dalam laporan itu, disebut bahwa belanja iklan di retail media network (RMN) diperkirakan mencapai US$ 4,7 miliar atau setara Rp 76,1 triliun.

RMN sendiri adalah ekosistem ritel yang menggunakan data pihak pertama untuk membuat iklan yang sesuai dan ditargetkan kepada konsumen tertentu. Sehingga, platform ini dapat memberikan dampak maksimal bagi brand maupun pengiklan, sambil memastikan pengukuran iklan yang tepat.

BACA JUGA: Belanja Iklan TV Tumbuh 4,55% hingga 2028, Ini Perkiraan Trennya

RMN hadir dengan memanfaatkan data unik pengguna untuk mengoptimalkan kampanye iklan (close the advertising loop), dan membuat pengiklan bisa lebih tepat sasaran dalam menyasar konsumen dan mengukur langsung seberapa efektifnya iklan yang dijalankan pada saat mereka melakukan pembelian.

Chaiyren Olivia Herman, Associate Director Kantar Indonesia mengatakan, RMN memungkinkan pengiklan maupun brand untuk menayangkan iklan yang relevan kepada konsumen dengan menampilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan perilaku mereka di setiap perjalanan pembelian konsumen.

“Pendekatan periklanan ini dapat membantu brand untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen, tanpa mengganggu pengalaman berbelanja konsumen di aplikasi,” kata Chaiyren Olivia Herman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

BACA JUGA: Periklanan di Game: Menggali Lahan Baru

Menurutnya, secara global, belanja iklan RMN diperkirakan akan meningkat hingga 73% dalam tujuh tahun ke depan. Capaian ini melampaui tingkat pertumbuhan di bidang pencarian dan sosial yang hanya tumbuh 47% dan 45%.

Riset itu juga mengungakp, proyeksi pertumbuhan belanja iklan dari tahun ke tahun akan meningkat dari 8% pada tahun 2024 menjadi 11% tahun 2030.

Belanja Iklan
Chaiyren Olivia Herman dan Roy Nugroho.(FOTO: Marketeers/Tri Kurnia Yunianto)

Berdasarkan studi Kantar Media Reactions 2022, RMN sendiri berhasil menduduki peringkat pertama dalam hal ekuitas iklan di berbagai media. Ekuitas iklan mengukur seberapa baik pesan iklan diterima konsumen, dan kampanye iklan dengan ekuitas iklan positif terbukti berdampak tujuh kali lebih efektif.

“Untuk dapat memberikan makna yang berkesan dan berbeda kepada konsumen, brand perlu memahami kebiasaan dan perilaku mereka. Kami melihat RMN melalui penggunaan data pihak pertama dari transaksi konsumen, dapat menjadi saluran ataupun alat bagi brand untuk memberikan nilai besar dan diferensiasi brand yang kuat bagi konsumen,” ujarnya.

BACA JUGA: Upaya Antam Bidik Pasar Gen Z Tanpa Belanja Iklan

Sementara itu, Roy Nugroho, Direktur Grab For Business (GFB) Grab Indonesia menambahkan, berbeda dengan jenis RMN lainnya yang hanya mencakup tahapan pembelian tertentu, RMN pada superapp seperti Grab dapat mencapai konsumen di semua tahap perjalanan pembelian mereka, mulai dari pengenalan akan produk (awareness) hingga pembelian (purchase). Hal ini mencakup pengalaman berbelanja omnichannel yang melibatkan belanja di toko fisik maupun secara online.

Bahkan, sebanyak 79% pembeli di ASEAN telah menggunakan saluran online dan offline, dan penggunaan keduanya meningkatkan kemungkinan penerimaan iklan positif sebesar 5%. Selain itu, meningkatnya pangsa RMN dalam bauran media pemasaran selama tujuh tahun ke depan juga didorong oleh karakter unik pasar di ASEAN yang cukup dinamis.

Studi GrabAds dan Kantar pun mengungkapkan dua dari tiga orang ASEAN merasa penting untuk memiliki produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

BACA JUGA: Jokowi Ungkap 60% Belanja Iklan RI Dikuasai Platform Asing

Kemudian, sebanyak 61% juga menyatakan bahwa sangat penting untuk memiliki produk atau layanan yang dapat mengantisipasi kebutuhan mereka.

Hal ini menunjukkan konsumen ASEAN lebih memilih transaksi yang lancar dan nyaman yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan cepat. Karenanya, superapp RMN menjadi pilihan yang tepat untuk melayani kebutuhan konsumen dengan ekosistem full-funnel dari offline ke online (O2O) yang didukung oleh data pihak pertama.

“Pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen ini sangat penting bagi brand yang ingin melibatkan masyarakat Indonesia yang sangat mobile-savvy dan mengutamakan aspek kenyamanan berbelanja,” kata Roy.

Editor: Eric Iskandarsjah

Related