10 Mitos Digital Marketing yang akan Dibongkar di Marketeers Tech for Business 2024
Mungkin Anda menjadi salah satu orang yang frustasi karena digital marketing yang sudah lama dijalankan dan berbujet besar tak membuahkan hasil. Sudah merogoh dompet perusahaan dalam-dalam untuk merekrut artis sebagai influencer, tapi tidak mendatangkan cuan juga. Kampanye marketing Anda pun juga tidak bunyi alias tidak berdampak apa-apa.
Banyak riset menyatakan faktor terbesar penyebab kegagalan digital marketing adalah kurangnya marketing strategy dan tujuan yang jelas. Digital marketing gagal karena sering dipisahkan dari strategi bisnis secara keseluruhan.
Tak sedikit merek dan perusahaan yang terjebak pada mitos-mitos dan kesalahkaprahan seputar digital marketing.
Marketeers Tech for Business 2024 hadir kembali ketiga kalinya untuk menjawab persoalan tersebut. Dengan mengusung topik Digital Marketing Mythbusting, sejumlah mitos akan dibongkar dan kesalahkaprahan seputar digital marketing akan diluruskan di seminar digital marketing terakbar pada 4 Juni 2024 di CGV Grand Indonesia, Jakarta ini.
Pertama, bigger influencer akan otomatis memberi bigger impact. Kenyataannya tidaklah demikian. Belum tentu dengan menggandeng influencer yang mempunyai follower banyak, merek akan mendapat manfaat yang banyak pula. Justru, saat ini, para mikro maupun nano influencer sangat efektif membangun engagement, lebih autentik, lebih dipercaya karena menjadi pengguna asli, dan lebih efektif membangun awareness.
Kedua, trafik nomor satu. Memang, trafik itu penting, namun bukan penentu satu-satunya kesuksesan digital marketing. Masih ada elemen lain yang menyokongnya, seperti besarnya impresi, kuatnya engagement, pentingnya customer relationship management (CRM), konversi ke penjualan, dan sebagainya.
Ketiga, digital marketing disamakan dengan aktivitas selling di kanal online. Faktanya, aktivitas jualan hanya satu dari banyak elemen dari digital marketing. Ada tiga elemen penting marketing yang harus dijalankan, yakni customer management, product management, dan brand management. Ketiganya menyangkut hal strategik dan taktikal (cara praktis).
Keempat, online kills offline. Banyak yang mengira bahwa tren online akan mematikan offline. Kenyataannya, bisnis offline tetap berkembang dan sukses. Apalagi ketika diintegrasikan dengan online, bisnis itu semakin berjaya.
Kelima, bottom funnel dianggap paling penting. Kenyataannya, untuk sampai pada tahap keputusan pembelian ini, pelanggan harus melewati journey awal. Tahap ini juga ditentukan tahap sebelumnya, baik top funnel (awareness) maupun mid funnel (appeal).
Keenam, digital marketing itu hanya berlaku untuk perusahaan teknologi. Faktanya tidak. Semua bisnis di semua industri membutuhkan digital marketing, terutama dalam menjangkau pelanggan, menemukan bisnis baru, branding, dan sebagainya. Sekarang ini, marketing is digital anyway.
Ketujuh, digital marketing itu trial & error. Masih banyak merek yang menganggap digital marketing sebagai proyek coba-coba. Kalau berhasil dan menguntungkan akan diteruskan, kalau buntung akan dihentikan. Faktanya, digital marketing sudah menjadi keharusan bagi merek, khususnya bila ingin relevan dengan segmen muda potensial, Gen Z dan Gen Alpha.
Kedelapan, di dunia digital, Gen Z disamakan dengan Milenial. Ini salah kaprah yang jamak terjadi. Akibatnya, merek dalam menjalankan digital marketing sering salah cara dan salah sasaran sehingga tak membuahkan hasil. Content marketing dan kampanye digital tidak nyambung dan pesan akhirnya tak sampai.
Kesembilan, content marketing disamakan dengan digital advertising. Faktanya, itu merupakan dua hal berbeda. Content marketing itu menyampaikan info, insight, dan cerita yang dimaui konsumen. Sedangkan digital advertising itu menyampaikan apa yang dimaui merek (iklan) yang belum tentu relevan dengan kebutuhan konsumen.
Kesepuluh, digital marketing berbeda dengan fundamental marketing. Ini kesalahkaprahan yang cukup fatal dengan menganggap digital marketing berbeda dengan fundamental marketing yang sebelumnya sudah ada. Mengingat digital marketing bukan sebatas platform digital, tetapi memuat prinsip-prinsip dasar marketing pada umumnya.
Marketeers mengundang para pemasar dan pegiat digital marketing untuk membongkar bersama mitos-mitos seputar digital marketing dengan lebih komprehensif bersama para pembicara pilihan di Marketeers Tech for Business 2024. Jangan melewatkan tiket Anda di laman ini.