Dalam dunia pemasaran, content marketing telah menjadi strategi yang dominan untuk membangun hubungan dengan audiens. Namun, ide dasar content marketing bukanlah hal baru.
Dari pamflet sederhana pada abad ke-18 hingga video viral yang memanfaatkan kekuatan media sosial, content marketing terus berevolusi mengikuti perkembangan teknologi dan preferensi konsumen.
BACA JUGA: Strategi SeaBank Tonjolkan Keunggulan lewat Content Marketing
Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk menjual produk, tetapi juga memberikan nilai yang relevan bagi audiens. Evolusi content marketing mencerminkan perubahan cara merek berinteraksi dengan masyarakat.
Apa yang dulu terbatas di media cetak kini meluas ke format digital yang lebih dinamis. Dengan fokus pada narasi yang autentik dan menarik, content marketing telah berkembang menjadi alat utama untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi konsumen.
BACA JUGA: 15 Istilah Editing Video yang Penting untuk Content Creator
Dilansir dari Content Marketing Institute, berikut adalah perjalanan historis content marketing dari masa ke masa:
1. Benjamin Franklin dan Pamflet “Poor Richard’s Almanack” (1732)
Salah satu contoh awal content marketing berasal dari Benjamin Franklin yang menggunakan Poor Richard’s Almanack untuk mempromosikan bisnis percetakannya. Dengan menggabungkan informasi bermanfaat dan hiburan, pamflet ini berhasil menarik perhatian pembaca sekaligus memperkuat citra Franklin sebagai ahli percetakan.
2. John Deere dan Majalah The Furrow (1895)
John Deere meluncurkan The Furrow, majalah yang memberikan tips pertanian kepada petani. Bukan hanya mempromosikan alat-alat pertanian, majalah ini memberikan informasi berguna yang membantu petani meningkatkan produktivitas, menjadikannya contoh awal content marketing berbasis edukasi.
3. Era Radio: Program Sponsorship (1920-an)
Radio membuka peluang baru bagi merek untuk menjangkau audiens. Banyak perusahaan mensponsori program radio untuk mempromosikan produk secara halus melalui hiburan.
Contohnya adalah serial Soap Opera, yang dipopulerkan oleh perusahaan sabun seperti Procter & Gamble.
4. Publikasi Gratis dari Michelin Guide (1900)
Michelin menciptakan panduan perjalanan gratis untuk mempromosikan penggunaan mobil dan, secara tidak langsung, meningkatkan penjualan ban. Strategi ini menunjukkan bagaimana merek dapat mendorong permintaan produk melalui konten informatif.
5. Era Televisi dan Konten Visual (1950-an)
Dengan munculnya televisi, iklan berubah menjadi lebih visual dan naratif. Konten mulai mengandalkan daya tarik emosional, memanfaatkan cerita pendek yang mudah diingat.
6. Blogging dan SEO (1990-an)
Internet mengubah lanskap pemasaran konten secara besar-besaran. Blogging muncul sebagai alat untuk membangun hubungan dengan audiens melalui artikel yang informatif dan menghibur, sekaligus meningkatkan peringkat pencarian di mesin pencari.
7. Media Sosial dan Era Viralnya Konten (2000-an)
Platform, seperti Facebook, Twitter, dan YouTube mengubah cara konten didistribusikan. Kampanye, seperti “Share a Coke” dari Coca-Cola menggunakan media sosial untuk menciptakan koneksi personal dengan konsumen, menjadikan konten sebagai pengalaman bersama.
8. Podcast dan Audio Content (2010-an)
Podcast menjadi format yang populer untuk membangun audiens yang loyal. Perusahaan, seperti Spotify memanfaatkan format ini untuk menjangkau konsumen secara lebih intim.
9. Era Video Viral (2020-an)
Platform, seperti TikTok dan Instagram mendorong konten singkat yang mudah dibagikan. Video viral menjadi salah satu alat pemasaran paling efektif untuk menjangkau generasi muda.
10. Interaktif dan AI-driven Content
Kemajuan teknologi AI memungkinkan konten menjadi lebih personal dan interaktif. Chatbots, personalisasi berbasis data, dan augmented reality memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi konsumen.
Secara keseluruhan, sejarah content marketing mencerminkan kemampuan merek untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan konsumen. Dari media cetak hingga konten berbasis AI, esensi dari strategi ini tetap sama, memberikan nilai bagi audiens sekaligus membangun hubungan jangka panjang.
Dengan terus berkembangnya teknologi, masa depan content marketing menjanjikan lebih banyak inovasi yang dapat membawa merek lebih dekat dengan konsumennya.
Editor: Ranto Rajagukguk