TrendWatching telah menyelenggarakan acara Global Trend Event 2018 di Jakarta. Dalam acara tersebut, perusahaan analisis tren konsumen global ini membagikan pengetahuan-pengetahuan terbaru seputar proyeksi tren pada tahun 2019. Harapannya, para profesional di industri atau pemasar merek dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi tahun tersebut.
1. Sandcastle Stories
Pada tahun ini, banyak merek membuat pengalaman baru melalui pop-up stores yang singkat namun menyenangkan. Para konsumen pun menikmati tren ini dengan membagikan pengalaman mereka melalui media sosial, terutama Instagram Story.
Namun, tantangan bagi merek pada tahun 2019 adalah membuat sebuah pengalaman yang mampu dinikmati secara mendalam dan tahan lama.
2. Magic Touchpoints
Penetrasi smartphone yang semakin dalam ke kehidupan membuat merek sadar bahwa para konsumen kini ingin mendapatkan layanan dalam waktu yang singkat. Mulai dari mendapatkan informasi, memesan tiket perjalanan, atau membeli makanan.
Tantangan bagi merek pada tahun 2019 adalah bagaimana mereka bisa melampaui apa yang ada sekarang dengan memenuhi kebutuhan konsumen melalui teknologi.
3. Fantasy in Real Life
Tren ini menjelaskan bagaimana konsumen dapat menikmati pengalaman makan di restoran yang memiliki tema khusus seperti film atau menjalani tur di museum Louvre berdasarkan video musik dari Beyonce.
Tren ini, namun, berbeda dengan fandom, yang memiliki pasarnya sendiri. Apa yang merek dapat lakukan tahun depan adalah dengan memberikan pengalaman yang lebih menyeluruh kepada konsumen secara luas.
4. New Retail
Tren yang diinisiasi oleh Alibaba Group di China ini menggabungkan pengalaman belanja luring dan daring. Para konsumen dapat menggunakan aplikasi merek tertentu untuk menambah pengalaman berbelanja. Misalnya, dengan mendapatkan rekomendasi pakaian atau berbelanja di toko tanpa kasir.
Bagi para pelaku usaha di luar industri ritel, mungkin dapat menggabungkan pengalaman luring dan daring untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
5. Lab Rats
Pada tahun 2018, konsumen semakin ingin menjadi sehat dengan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kondisi tubuh mereka. Misalnya, mengonsumsi minuman dengan jumlah gula yang dapat dikontrol, sampai memberikan contoh DNA kepada perusahaan makanan agar mendapatkan diet yang sesuai dengan kondisi genetik mereka.
Bagi pelaku usaha di luar kesehatan dan kebugaran ini, berarti mereka harus memberikan berbagai opsi personal yang mampu disesuaikan dengan selera konsumen pada tahun 2019.
6. Branded Government
Banyak persoalan yang dihadapi pemerintahan dan membutuhkan solusi cepat. Contohnya, situasi kemacetan yang banyak dialami kota-kota besar di berbagai negara. Para pelaku industri atau merek yang memiliki kekuatan dominan dalam pengelolaan data konsumen, dapat mengambil peran untuk membantu pemerintahan menyelesaikan isu-isu yang dialami.
Salah satu contohnya adalah yang dilakukan DiDi Chuxing, perusahaan transportasi daring terbesar di Tiongkok yang berkontribusi mengurangi kemacetan dengan cara memanfaatkan data untuk mengatur lampu lalu lintas.
7. Future Proofed
Pembangunan yang cepat, seperti infrastruktur hingga teknologi, telah memberikan banyak kemudahan. Di sisi lain, terdapat persoalan baru yang mempengaruhi masa depan. Contohnya, gaya hidup dan situasi ekonomi terkini yang menutup kemungkinan sebagian besar milenial di Jakarta untuk memiliki rumah sendiri pada tahun 2020 mendatang.
Bisa juga karena banyaknya profesi yang akan digantikan oleh robot karena dianggap lebih produktif dan efisien. Situasi ini mengajak para pelaku industri atau brand untuk berkontribusi dalam mengantisipasi proyeksi menakutkan masa depan ini.
8. Practical Representation
Saat ini adalah era inklusif dan wujud-wujud ideal bukan lagi menjadi hal utama yang selalu dapat menarik perhatian, seperti halnya yang iklan-iklan terdahulu selalu tampilkan. Dalam hal ini, pelaku industri dan merek ditantang untuk mampu menyediakan kebutuhan para konsumen yang semakin beragam.
9. Singles not Allowed
Meningkatnya perilaku konsumsi memberikan dampak pada lingkungan, seperti penggunaan produk plastik sekali pakai yang mencemari lingkungan. Merek memiliki tuntutan tinggi untuk ambil bagian dalam penyelesaian persoalan ini.
Contohnya seperti yang dilakukan oleh Ele.me, perusahaan jasa pengiriman makanan di China yang memproduksi sumpit yang bisa dimakan. Ini dilakukan guna mengatasi persoalan tingginya angka sampah sumpit dan plastik pembungkusnya di negeri tersebut.
10. Village Squared
Banyak orang semakin melekat dengan teknologi hingga koneksi antar individu di dunia nyata menjadi berkurang. Apa yang pelaku industri atau brand dapat lakukan untuk kembali membangun interaksi yang kuat di antara para konsumennya?
Jaringan kafe multinasional dari Inggris, Costa Coffee, membuat sebuah terobosan sederhana. Namun, hal ini berdampak kuat untuk memerangi kesendirian para pengunjungnya, yaitu dengan mengajak mereka yang tidak saling mengenal untuk berinteraksi di meja yang diberi tanda khusus.
Editor: Sigit Kurniawan